Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/03/2014, 14:23 WIB


KOMPAS.com - TANDA kemerosotan suara, seperti tecermin dari sejumlah hasil survei, membuat Partai Keadilan Sejahtera berusaha sangat keras bertahan. Memasang calon anggota legislatif yang dekat dengan daerah pemilihannya adalah salah satu upaya.

Berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga, posisi PKS berada di titik kritis, dengan perolehan 2-4 persen. Ambang batas perolehan suara untuk diperhitungkan memperoleh kursi adalah 3,5 persen. Dengan kondisi ini, PKS harus berusaha sangat keras untuk bisa bertahan, terlebih pendukung di wilayah perkotaan sebagai basis utama partai ini telah banyak meninggalkannya.

Menghadapi situasi ini, strategi PKS cukup cerdik, dengan membangun kekuatan lokal. Mempertebal unsur lokalitas, dengan cara memilih caleg-caleg yang berdomisili dekat dengan dapilnya adalah salah satu strategi paling menonjol.

Saat partai-partai lain banyak mencangkokkan caleg dari Jakarta, PKS melakukan upaya sebaliknya. Caleg dari PKS yang berdomisili di dapil mencapai 73,4 persen dari total semua caleg PKS. Mereka setidaknya tinggal di wilayah provinsi yang sama dengan dapilnya. Dibandingkan dengan partai-partai lain, angka itu jauh lebih tinggi.

Partai Demokrat yang juga mengalami kemerosotan popularitas, misalnya, hanya 40 persen yang berdomisili di dapil yang sama. Bahkan PDI-P, yang pada Pemilu 2004 masih banyak mengandalkan caleg setempat, kini bergeser cukup banyak mengambil dari wilayah lain.

Upaya memulihkan kepercayaan dari kalangan kampus, sebagai basis awal PKS, juga dilakukan partai ini dengan lebih banyak menarik caleg bergelar doktor. Sebagaimana hasil survei Litbang Kompas sebelumnya, terjadi perubahan karakter pemilih berdasarkan latar belakang pendidikannya.

Sebagai partai yang tumbuh dari kalangan intelektual Islam kampus, PKS memiliki ciri yang sangat menonjol dalam hal level pendidikan pemilihnya. Kalau pada Pemilu 2009, berdasarkan survei, 21,4 persen pemilih PKS diprediksi berasal dari lulusan perguruan tinggi, kini kecenderungannya merosot. Hasil survei terakhir (Desember 2013) menunjukkan, jumlah pendukung dari kalangan ini turun drastis menjadi 9,4 persen.

Ditinggalkan pemilih berpendidikan menengah ke atas, komposisi pemilih PKS menjadi berat di bawah. Kalangan pemilih partai yang berpendidikan rendah (SLTP ke bawah) kini menjadi mayoritas (53,1 persen). Oleh karena itu, upaya menggaet caleg berpendidikan doktor mungkin akan kembali menarik simpati kalangan berpendidikan.

Upaya PKS bertahan dari kemerosotan juga dilakukan dengan memperbanyak calon yang sudah dikenal publik dan berpengalaman dari kalangan anggota legislatif. Komposisi caleg dari kalangan legislatif, baik yang sekarang masih menjabat maupun mantan meningkat dari 8,5 persen pada pemilu sebelumnya, kini mencapai 26,1 persen.

Mayoritas anggota DPR PKS sekarang mencalonkan diri lagi. Melihat karakter latar belakang orang-orangnya, tampaknya PKS memiliki strategi bertahan benteng, yang mungkin akan menyelamatkannya dari titik kritis ambang batas perolehan suara. (BAMBANG SETIAWAN/LITBANG KOMPAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seluruh Kantor Imigrasi Kini Layani Pembuatan Paspor Elektronik

Seluruh Kantor Imigrasi Kini Layani Pembuatan Paspor Elektronik

Nasional
KPK Sebut Nasdem Sudah Kembalikan Rp 40 Juta dari SYL

KPK Sebut Nasdem Sudah Kembalikan Rp 40 Juta dari SYL

Nasional
17 Agustus 2024, Paspor RI Ganti Warna

17 Agustus 2024, Paspor RI Ganti Warna

Nasional
Komisi VIII DPR Harap Resolusi Gencatan Senjata di Gaza Akhiri Penderitaan Rakyat Palestina

Komisi VIII DPR Harap Resolusi Gencatan Senjata di Gaza Akhiri Penderitaan Rakyat Palestina

Nasional
PAN Sebut Susunan Kabinet Prabowo Akan Dibahas Usai Gugatan di MK Selesai

PAN Sebut Susunan Kabinet Prabowo Akan Dibahas Usai Gugatan di MK Selesai

Nasional
DPR RI Resmi Sahkan RUU Desa Menjadi UU, Jabatan Kades Kini Jadi 8 Tahun

DPR RI Resmi Sahkan RUU Desa Menjadi UU, Jabatan Kades Kini Jadi 8 Tahun

Nasional
Menko Polhukam Akan Bentuk Tim Tangani Kasus TPPO Bermodus 'Ferienjob' di Jerman

Menko Polhukam Akan Bentuk Tim Tangani Kasus TPPO Bermodus "Ferienjob" di Jerman

Nasional
PAN Yakin Prabowo-Gibran Bakal Bangun Kabinet Zaken

PAN Yakin Prabowo-Gibran Bakal Bangun Kabinet Zaken

Nasional
Puan Lantik 3 Srikandi Anggota PAW dari Fraksi P-Nasdem, PPP, dan PKB

Puan Lantik 3 Srikandi Anggota PAW dari Fraksi P-Nasdem, PPP, dan PKB

Nasional
Jokowi Gelar Bukber di Istana, Wapres Singgung soal Kendalikan Nafsu Saat Berikan Tausiyah

Jokowi Gelar Bukber di Istana, Wapres Singgung soal Kendalikan Nafsu Saat Berikan Tausiyah

Nasional
Misi Kemanusiaan di Palestina, Fadli Zon Harap Kerja Sama Lembaga Zakat Indonesia-UNRWA Segera Dibentuk

Misi Kemanusiaan di Palestina, Fadli Zon Harap Kerja Sama Lembaga Zakat Indonesia-UNRWA Segera Dibentuk

Nasional
Soal Pemilu Ulang Bisa Timbulkan Krisis, Kubu Ganjar-Mahfud: Alasan Mengada-ada

Soal Pemilu Ulang Bisa Timbulkan Krisis, Kubu Ganjar-Mahfud: Alasan Mengada-ada

Nasional
DPR Setujui Perpanjangan Waktu Pembahasan RUU KIA, Puan Ungkap Alasannya

DPR Setujui Perpanjangan Waktu Pembahasan RUU KIA, Puan Ungkap Alasannya

Nasional
Arus Mudik Lebaran 2024 Diperkirakan Melonjak, Komisi V DPR Minta Kemenhub Serius Siapkan Kelaikan Angkutan Umum

Arus Mudik Lebaran 2024 Diperkirakan Melonjak, Komisi V DPR Minta Kemenhub Serius Siapkan Kelaikan Angkutan Umum

Nasional
Yakin MK Tolak Gugatan Anies dan Ganjar, TKN: Gugatannya Tidak Masuk Akal

Yakin MK Tolak Gugatan Anies dan Ganjar, TKN: Gugatannya Tidak Masuk Akal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com