JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Eksekutif The Cyrus Network Hasan Nasbi Batupahat menilai calon wakil persiden yang akan mendampingi calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo, memiliki peran besar. Peran itu sudah ditunjukkan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
"Kalau Jokowi capres dan nantinya jadi presiden, tapi pendampingnya tidak bisa mengisi, ya bisa tidak sukses," kata Hasan dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (27/3/2014).
Hasan berpendapat duet Jokowi-Basuki merupakan satu paket yang tidak terpisahkan. Menurutnya, saat Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2012, warga Jakarta tidak hanya melihat sosok Jokowi, tetapi juga Basuki. Mereka berdua dicintai masyarakat karena saling mendukung dan tidak berebut popularitas.
Ia mengatakan, Jokowi merupakan tokoh yang pandai dalam hal legitimasi terhadap lingkungan. Jokowi pandai berkomunikasi dan melakukan pendekatan kepada warga yang menetap di bantaran kali dan warga lain yang melanggar peraturan daerah. Hal itu menyebabkan kebijakan Jokowi tidak ditentang dengan pergolakan keras.
Mengenai Basuki, Hasan mengatakan bahwa mantan anggota DPR RI itu lebih senang menjalankan peran "di balik layar". Basuki berperan menentukan langkah-langkah kebijakan yang akan diputuskan sehingga keduanya saling mengisi dan berkesinambungan.
"Coba kalau Ahok (Basuki) juga ikut blusukan seperti Jokowi, Jokowi keluar dari gorong-gorong dan Ahok keluar dari comberan, ingin masuk televisi, berebut popularitas, ya bisa ribut, makanya mereka paket yang seimbang," kata Hasan.
Contoh lain disebutkannya terkait penertiban pedagang kaki lima (PKL) Tanah Abang, Jakarta Pusat. Menurut Hasan, andai Basuki dengan gayanya yang tegas melakukan penertiban, mungkin saja PKL masih tetap bertahan berdagang di pinggir jalan. Hal itu bisa saja terjadi karena masih banyak warga yang belum dapat menerima dengan baik sikap dan pernyataan keras Basuki. Namun, karena pendekatan lapangan dilakukan oleh Jokowi, pedagang bersedia direlokasi ke Blok G Tanah Abang.
"Kalau Ahok sendiri yang ke Tanah Abang, mungkin warga pada marah-marah. Tapi, Jokowi yang mengambil peran itu dan hal itu juga yang membuat Jokowi populer," kata Hasan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.