Kompas.com – Pernahkah Anda membayangkan bagaimana kehidupan sehari-hari tanpa listrik dan penerangan? Hanya mengandalkan sinar matahari di pagi dan siang, sedangkan gelap gulita di malam hari dan menghambat aktivitas seperti memasak atau belajar. Nyatanya, kondisi tersebut benar terjadi di beberapa daerah terpencil di pelosok Indonesia, dimana akses terhadap listrik dan penerangan sangat terbatas dan cukup mahal. Keadaan ini tentunya akan berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi, sosial, dan tingkat pendidikan di daerah-daerah tersebut yang membutuhkan penerangan untuk aktivitas mereka.
Tingginya jumlah penduduk dengan keterbatasan akses terhadap listrik dan penerangan mendorong Panasonic Corporation untuk menghadirkan solusi alternatif penerangan bertenaga matahari yang ramah lingkungan dan mudah digunakan. Untuk itu, Panasonic Corporation mewujudkan komitmennya melalui program 100 Thousand Solar Lanterns Project, guna mendistribusikan 100,000 solar lanterns ke masyarakat yang memiliki keterbatasan akses listrik di negara-negara berkembang seperti Kamboja, India, Kenya, Myanmar dan Indonesia.
Mengawali 2014 ini, Panasonic Corporation merealisasikan komitmen mereka bagi masyarakat Indonesia, melalui penyerahan secara simbolis 1,000 solar Lantern kepada masyarakat di wilayah Kahaung Eti, Kepulauan Sumba dan wilayah Anambas, Kepulauan Sabu, Nusa Tenggara Timur (NTT) di Hotel Mandarin, Jakarta (20/3) lalu.
“Solar lantern Panasonic mencerminkan komitmen kami untuk terus mendukung perkembangan masyarakat di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Dikembangkan dengan teknologi Panasonic dan inovasi ramah lingkungan, kami berharap solar lantern Panasonic dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah penerangan dan isu-isu sosial lainnya guna menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia,” ujar Michiko Ogawa, General Manager of CSR & Citizenship Group, Groupwide Brand Communications Division, Panasonic Corporation.
Khusus untuk masyarakat Sumba di Indonesia, Panasonic Corporation juga menggelar program “Cut Out the Darkness” yang fokus pada pembuatan berbagai desain untuk cover solar lantern. Indonesia mendapatkan kehormatan untuk menerima 111 desain yang dapat dilihat melalui website http://cotd.panasonic.net/.
Solar lantern Panasonic dilengkapi dengan 5 LED dengan pencahayaan 360 derajat, untuk memancarkan cahaya ke segala arah. Sudut emisi lebar sehingga menjadikannya cocok digunakan sehari-hari seperti saat makan malam dengan keluarga dan penerangan saat anak-anak belajar. Lampu ini dapat digantung di dalam ruangan, diletakkan di atas meja, serta mudah untuk dibawa ke mana saja.
Dapat diisi ulang dalam waktu 6 jam di bawah sinar matahari, lampu Solar Lantern berukuran 3.5 watt serta bisa diatur tingkat keterangan cahaya yang mampu bertahan hingga 90 jam (mode pencahayaan rendah), 15 jam (mode pencahayaan sedang), dan 6 jam (mode pencahayaan tertinggi). Bisa juga untuk sumber pengisian daya alat elektronik (telepon genggam) berdaya rendah dengan USB port.
Program 100 Thousand Solar Lantern Projects ini dilaksanakan sebagai peringatan 100 tahun berdirinya Panasonic, yang akan berlangsung hingga tahun 2018. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program ini, silakan kunjungi http://panasonic.net/sustainability/en/lantern/. (adv)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.