Partai Demokrat menempati urutan teratas dengan 17,1 persen, diikuti PKS 8,5 persen, dan Golkar 6,6 persen. Partai politik lainnya secara berturut-turut adalah PDI Perjuangan (4,9 persen), PKPI (4,1 persen), Nasdem (2,7 persen), PBB (2,4 persen), Gerindra (2,1 persen), PKB (1,9 persen), PAN (1,7 persen), Hanura (1,3 persen), dan terakhir PPP (1 persen).
Menanggapi hal itu, pada kesempatan yang sama, politikus Partai Demokrat Saan Mustopa mengatakan, ketidaksukaan masyarakat terhadap partainya tidak lepas dari persepsi yang dibangun negatif. Ia menyebut posisi Demokrat sebagai partai penguasa membuat partainya mendapat sorotan yang lebih besar dari publik.
"Sekecil apa pun Demokrat bertindak selalu mendapat ruang opini yang besar," kata Saan.
Opini negatif yang dibangun itu, lanjut Saan, terlihat dari gambaran seolah-olah kader Demokrat yang paling banyak terlibat korupsi. Padahal, hampir semua partai politik juga mengalami nasib yang tak jauh berbeda.
"Partai Demokrat tentu tidak sendiri (tersangkut kasus korupsi). Ini menjadi tantangan dan pekerjaan besar bagaimana kembali mendapat kepercayaan dari publik," kata Saan.
Survei dilakukan pada tanggal 1 hingga 8 Maret 2014 melalui wawancara tatap muka dengan margin of error +/- 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Jumlah sampel yang digunakan pada survei ini sebanyak 1.200 responden. Sampel dipilih secara acak dengan metode penarikan sampel acak bertingkat dengan memperhatikan karakter urban/rural dan proporsi antara jumlah sampel dengan jumlah pemilih di setiap provinsi.