JAKARTA, KOMPAS.com — Peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, Irman Gusman, menyayangkan adanya calon presiden yang masih belum memaparkan visi dan misinya jika terpilih menjadi presiden mendatang. Menurut Irman, visi dan misi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seseorang yang hendak menjadi pemimpin.
"Enggak mungkin negara yang begini besar dipimpin oleh orang yang tidak mempunyai visi misi. Ini penting sekali," kata Irman saat berpidato di acara yang digelar The Habibie Center dengan tema "Uji Publik Capres 2014: Mencari Pemimpin Muda Berkualitas" di Jakarta, Rabu (26/3/2014) siang.
Ia mengatakan, pemaparan visi dan misi dapat membuat masyarakat mengetahui apa yang akan dilakukan calon presiden (capres). Masyarakat pun bisa melakukan penilaian, apakah visi dan misi yang disampaikan itu sesuai dengan apa yang dilakukannya. Irman tidak menyebutkan siapa capres yang belum memaparkan visi dan misinya itu. "Jadi dia harus kuat, tegas, tapi punya visi dan misi. Tidak bisa masyarakat itu memilih tanpa tahu visi misinya. Mereka tidak tahu bangsa ini mau dibawa ke mana," ujarnya.
Dalam Konvensi Capres Partai Demokrat, Irman mengusung visi dan misi menjadikan Indonesia sebagai negara agraris yang makmur. Irman juga bertekad memperbaiki hukum, menciptakan keadilan, dan menghapus kesenjangan. Ia juga menjanjikan pemerataan pembangunan serta memperbanyak pembangunan infrastruktur di wilayah timur Indonesia.
"Pembangunan kita selama ini hanya 20 persen di timur, selebihnya lebih condong ke barat. Jadi, pembangunan ke depan harus ke timur Indonesia. Kita membangun timur bukan untuk timur, tapi untuk Indonesia," katanya.
Selain Irman, uji publik capres ini juga dihadiri oleh kandidat lain dalam Konvensi Capres Partai Demokrat, yakni Gita Wirjawan, Ali Masykur Musa, Dino Patti Djalal, dan Anies Baswedan. Panitia juga mengundang capres di luar konvensi, meskipun tidak hadir, yakni capres dari PDI Perjuangan Joko Widodo, capres dari Partai Kebangkitan Bangsa Mahfud MD, dan capres PBB Yusril Ihza Mahendra. Nama-nama capres tersebut muncul berdasarkan penilaian The Habibie Center tentang capres muda berusia 40-60 tahun. Panelis yang hadir dalam acara itu pengamat dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Indria Samego, pengamat psikologi politik Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, mantan Duta Besar Indonesia untuk Jerman Eddy Pratomo, dan duta anti-perbudakan Migrant Care, Melanie Subono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.