Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY, Pilpres, dan Nasi Goreng

Kompas.com - 12/03/2014, 09:19 WIB


KOMPAS.com -
ADA sate padang, mi bakso, siomay, juga tempura. Air putih, teh, dan kopi melengkapinya. Makanan itu, menjadi pembuka dialog antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan para pemimpin redaksi, di Jakarta, Senin (10/3).

SBY yang malam itu mengenakan baju batik lengan panjang warna coklat dipadu celana panjang warna hitam terlihat segar dan rileks. ”Saya duduk di sini ya, di tengah. Kalau duduk di sana, saya terasing,” katanya membuka dialog. Semula SBY duduk di ujung meja oval, lalu pindah ke tengah, diapit dan berhadapan dengan wartawan.

Chairul Tanjung, yang mengawal dan sekaligus tuan rumah dialog itu, mengatakan, ”Malam ini, Pak SBY berdialog sekaligus sebagai Presiden dan Ketua Umum Partai Demokrat.”

”Saya bukan peramal. Saya hanya ingin berbagi apa yang pernah saya alami,” kata SBY ketika bicara tentang pemilu.

SBY mengatakan, ”Menurut bacaan saya, so far, (pemilu legislatif) tidak akan memunculkan satu pun partai politik yang sangat dominan, kecuali ada perubahan radikal.” Tidak jelas yang dimaksudkan ”perubahan radikal” itu.

SBY memprediksi, perolehan suara akan lebih terdistribusi. Perolehan suara partai besar menurun, partai menengah dan kecil akan naik. ”I maybe wrong (saya mungkin salah). Tapi, politik itu politik,” katanya.

Benar, politik itu politik. Dalam politik, segala kemungkinan bisa terjadi. Ada yang mengatakan, dalam politik satu tambah satu tidak selalu dua. Karena itu, politisi Prusia-Jerman, Otto von Bismarck (1815-1898), pernah mengatakan, ”Politik adalah seni kemungkinan.”

Hal sama, menurut bacaan SBY, juga terjadi dalam pemilihan presiden. Tanpa menyebut satu pun nama dari survei yang menghiasi media, SBY sambil tersenyum mengatakan, ”Mereka semua punya peluang, tetapi belum certain (pasti).”

”There are many possibility, banyak skenario yang akan terjadi. Belum ada yang akan saya endorse, harus nunggu nominasi setelah pemilu legislatif. Tentu ada analisis, tetapi kurang elok kalau saya sampaikan. Saya punya bacaan,” kata SBY.

Memang kurang elok kalau SBY mengungkapkan bacaannya. Bahkan, SBY belum tahu siapa dari 11 peserta konvensi Demokrat yang akan maju sebagai capres. ”Kalau perolehan suara Partai Demokrat di bawah 7 persen, saya tidak bisa bilang harus ada capres,” katanya.

Menutup dialog, SBY menjanjikan kepada para wartawan akan membuatkan nasi goreng. ”Tetapi, nanti setelah pemilu legislatif, biar tidak dianggap nasi goreng politik,” katanya. (ias)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com