JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Tantowi Yahya mengatakan, keputusan pencalonan Aburizal Bakrie alias Ical sebagai presiden sudah final. Jika ada kader Golkar lain yang ingin maju dalam Pilpres 2014 seperti Akbar Tandjung, Tantowi mempersilakan yang bersangkutan mundur dari kepengurusan Golkar.
"Partai Golkar tidak akan menghalangi hak politik kadernya. Silakan, Golkar sangat bangga kadernya banyak diminati parpol atau capres lain. Hanya, sesuai Peraturan Organisasi, kader yang maju dari partai lain harus menanggalkan jabatan strukturalnya kalau yang bersangkutan pengurus," ujar Tantowi saat dihubungi, Selasa (11/3/2014).
Saat ini, Akbar memiliki posisi sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar. Jika Akbar maju, ucap Tantowi, maka akan sama halnya dengan keputusan Jusuf Kalla maju sebagai bakal capres dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
"Keputusan Partai Golkar tetap sama ARB (Ical) sebagai capres. Kalau wacana Akbar Tandjung ini terjadi, bukan hal baru karena saat JK digandeng SBY sebagai wapres di tahun 2004, beliau bukan representasi Partai Golkar," imbuh Tantowi.
Pencalonan Ical sebagai bakal capres dari Partai Golkar masih menimbulkan perdebatan di internal partai berlambang pohon beringin itu. Kini, mulai mengemuka opsi Golkar mengusung capres dari partai lain dengan cawapres dari tokoh internal Golkar.
Ketua DPP Partai Golkar Yorrys Raweyai mengungkapkan, ada dua nama kader Golkar yang cukup menonjol saat ini, yaitu Akbar dan Jusuf Kalla. Yorrys bahkan melihat sosok Jusuf Kalla bisa saja berpasangan dengan Joko Widodo.
Sementara Akbar Tandjung, kata Yorrys, saat ini memang belum begitu terekspos oleh pemberitaan. Namun, Yorrys melihat Akbar adalah sosok potensial menjadi seorang calon wakil presiden.
Yorrys mengaku, sudah muncul keraguan atas elektabilitas Ical yang tak membaik. Jika Ical terus dipaksakan menjadi capres, anggota Komisi I DPR itu pun yakin Golkar tak akan memenangi pertarungan pemilihan presiden.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.