BANTEN, KOMPAS.com — Wakil Gubernur Banten Rano Karno menceritakan soal rawannya Banten terhadap bencana alam di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Rano memaparkan, Banten bisa terkena bencana gempa, gunung api, hingga tsunami. Politisi PDI Perjuangan itu berharap peran Badan SAR Nasional (Basarnas) dalam menghadapi ancaman bencana itu.
"Bapak Presiden, pemerintah daerah harapkan dan dorong peran Basarnas, karena Provinsi Banten secara geografis dan demografinya rawan akan terjadi 14 jenis bencana," ujar Rano dalam sambutannya di acara HUT ke-42 Basarnas di Pelabuhan Merak, Rabu (5/3/2014).
Rano mengatakan, peristiwa bencana alam yang kerap terjadi di Banten meliputi banjir, longsor, dan suasana ekstrem. Berdasarkan catatan sejarah, Rano mengingatkan akan dahsyatnya letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883. Erupsi Krakatau saat itu setara dengan 200 megaton TNT atau 20 kali bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki. Jumlah korban jiwa mencapai 36.714 jiwa yang berasal dari belasan kampung di pesisir Banten.
Menurut Rano, potensi bencana dari Gunung Krakatau masih belum selesai karena pertumbuhan Anak Gunung Krakatau cukup cepat. "Per bulan 5 cm, dan setiap tahunnya tinggi anak Krakatau bertambah sekitar 50 cm dan lebih lebar 100 cm," tutur Rano.
Saat ini, Anak Gunung Krakatau memiliki tinggi 230 meter di atas permukaan laut. Sementara Gunung Krakatau yang dulu meletus memiliki ketinggian 813 mdpl. Rano juga memaparkan, intensitas aktivitas Anak Gunung Krakatau cukup aktif. Pada tahun 1927-1930, anak Krakatau mengeluarkan abu vulkanik sekitar 16 kali dan pada tahun 1931-1960 sekitar 43 kali.
"Ratusan kali sampai sekarang," kata Rano.
Di samping ancaman bencana alam itu, Rano juga mengutarakan, Banten rawan terkena ancaman bencana industri atau kegagalan teknologi. Pasalnya, ada 76 industri kimia di Banten yang berada di sepanjang pantai mulai dari Anyer sampai Bojonegoro. Industri ini, kata Rano, akan langsung terkena dampak jika tsunami menerjang Banten.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Banten berada dalam zona tumbukan lempeng Australia dan Eurasia yang menjadi sumber utama tsunami. "Gelombang tsunami hanya butuh 30-60 menit sampai pantai sehingga memberi peringatan akan sangat singkat. Apalagi kalau menghancurkan industri kimia di pesisir, maka akan semakin tinggi risiko," katanya.
Untuk menghadapi itu, Rano meminta adanya perencanaan terpadu yang sejalan dengan paradigma dalam penanggulangan bencana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.