"Belum siap. Kalau di Amerika, setelah debat orang bersalaman. Yang kalah juga nyalamin yang menang," kata Pramono saat ditemui di Bandara Sepinggan, Balikpapan, Sabtu (22/2/2014).
Menurut Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu mengatakan dalam politik Indonesia, adu debat cenderung rawan. Pasalnya, kata dia, debat yang awalnya membenturkan ide dan visi misi bisa beralih menjadi saling serang secara personal.
"Jadi kita (pendapatnya) lurus ke depan aja. Tidak saling berseberangan," imbuh adik ipar Presiden SBY itu.
Mantan Danjen Kopassus itu juga mengritik sikap para tokoh politik yang seringkali tidak legowo saat kalah dalam kompetisi capres. Ia pun menuturkan sebagai orang yang dididik dalam dunia militer, dirinya siap menerima kekalahan.
"Kalau di militer, serah terima jabatan, antara yang digantikan sama yang menggantikan itu salam komando. Yang digantikan juga disalami anak buah dan didoakan agar sukses ke depan," tandasnya.
Komite Konvensi Partai Demokrat kembali mengadakan acara bertajuk "Debat Bernegara Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat" di Hotel Novotel, Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (22/2/2014). Kendati demikian, sama sekali tidak ada debat antar peserta konvensi untuk menajamkan visi dan misi para peserta. Para peserta konvensi cenderung sepakat pada tiga isu yang seharusnya diperdebatkan, yaitu masalah kesejahteraan masyarakat perbatasan, Blok Mahakam, dan wacana pemberian otonomi khusus (otsus) kepada provinsi Kaltim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.