Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib TVRI Masih "Nyangkut" di DPR

Kompas.com - 20/02/2014, 08:25 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Perwakilan Rakyat membuat nasib TVRI semakin tidak menentu. Pasalnya, Dewan Pengawas (Dewas) yang telah dipecat tak kunjung diganti karena surat pemecatan yang seharusnya segera disampaikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono malah ditahan oleh Ketua DPR Marzuki Alie. Ketua Komisi I DPR Mahfudz Shiddiq mengatakan, tertahannya surat pemecatan Dewas TVRI akan mengganggu operasional stasiun televisi berpelat merah tersebut.

Seandainya surat pemecatan Dewas dari Komisi I segera ditembuskan ke Presiden, maka proses rekrutmennya akan berjalan cepat dan pembahasan mata anggaran TVRI yang dibintangi dapat segera dilakukan.

"Surat masih nyangkut di Pak Marzuki. Pak marzuki minta dibawa ke paripurna. Ini ganggu TVRI karena kita mintanya cepat selesai," kata Mahfudz, Rabu (19/2/2014) malam, di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta.

Mahfudz menegaskan, Dewas TVRI tak lagi memiliki kewenangan apapun setelah dipecat oleh Komisi I DPR. Sejalan dengan itu, pembahasan mata anggaran yang dibintangi baru dapat dilakukan oleh direksi yang dibentuk oleh Dewas TVRI yang baru.

Untuk diketahui, Komisi I DPR memecat Dewas TVRI periode 2012-2017 setelah Dewas memecat hampir semua direksi TVRI. Masalah ini juga yang membuat Komisi I terpaksa memberi sanksi dengan membintangi sejumlah mata anggaran TVRI di tahun 2014.

Keputusan memecat Dewas diambil melalui voting dalam rapat internal yang digelar Komisi I DPR, pada Selasa (28/1/2014) lalu. Surat pemecatan Dewas itu disampaikan Komisi I pada pimpinan DPR untuk diteruskan ke Presiden Republik Indonesia.

Sesuai Undang-Undang, Presiden wajib menindaklanjutinya dengan menerbitkan surat pemberhentian Dewas TVRI dan melakukan rekrutmen serta seleksi bakal calon Dewas TVRI yang baru dan kemudian diajukan ke DPR untuk diuji kepatutan dan kelayakannya. Proses rekrutmen Dewas TVRI ini menjadi penting karena berkaitan dengan pembentukan direksi TVRI yang baru untuk melakukan pembahasan pencairan anggaran yang dibintangi oleh DPR.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com