Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tri Yulianto Bisa Dipidana jika Menyampaikan Kesaksian Palsu

Kompas.com - 19/02/2014, 15:28 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, Tri Yulianto, bisa dijerat dengan pasal pidana jika terbukti menyampaikan keterangan palsu dalam persidangan kasus dugaan korupsi dan pencucian uang dengan terdakwa mantan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini.

"Kan ada dua yang bisa dilakukan. Pertama, hakim boleh menyatakan dia melakukan sumpah palsu dan dia (hakim) bisa melakukan pemeriksaan hal itu (sumpah) dengan menggunakan KUHP, kemudian dalam KPK karena ini (Pasal) 22," kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto di Jakarta, Rabu (19/2/2014).

Pasal 22 yang dimaksudkan Bambang adalah Pasal 22 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang mengatur soal keterangan palsu. Dalam pasal tersebut disebutkan, setiap orang yang dengan sengaja memberikan keterangan yang tidak benar dipidana dengan penjara paling singkat 3 tahun dan paling lama 12 tahun dan atau denda paling sedikit Rp 150 juta dan paling banyak Rp 600 juta.

Sebelumnya, majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi meragukan Tri yang mengaku tidak pernah menerima uang dari Rudi. Majelis hakim bertanya berkali-kali mengenai pemberian uang Rp 2 miliar itu. Ketika itu, Rudi hadir sebagai saksi untuk terdakwa Rudi Rubiandini.

Tri dijadikan saksi karena diduga menerima uang dari Rudi sebesar Rp 2 miliar di toko buah All Fresh di Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan, pada 26 Juli 2013. Menurut pengakuan Rudi, uang itu diberikannya kepada Tri untuk disampaikan kepada Ketua Komisi VII DPR Sutan Bhatoegana.

Uang tersebut, menurut Rudi, akan dibagikan kepada para anggota Komisi VII DPR sebagai tunjangan hari raya (THR). Namun, ketika ditanya Hakim Ketua Amin Ismanto, apakah dirinya menerima uang dari Rudi, Tri mengaku tidak menerima apa pun dari Rudi. Tri hanya mengakui bertemu Rudi di toko buah All Fresh pada 26 Juli 2013 setelah buka puasa.

"Namun, kami bertemu secara kebetulan dan saya tidak menerima apa pun dari Rudi," kata Tri.

Hakim anggota Mathias Samiadji bertanya kepada Tri, apakah ia menerima ransel berisi uang dari Rudi, Tri kembali menjawab tidak. Jaksa penuntut umum dari KPK, Riyono, juga mencecar Tri dengan pertanyaan yang sama. Politisi Partai Demokrat itu kembali menegaskan tidak menerima apa pun dari Rudi.

Padahal, menurut Rudi, Tri menerima langsung ransel hitam berisi uang dari dirinya. Pertemuan di All Fresh, kata Rudi, juga tidak kebetulan, tetapi telah disepakati sehari sebelumnya. Karena meragukan kesaksian Tri, Hakim Ketua Amin Ismanto mengatakan, ”Saudara bisa berbohong, tetapi kebenaran akan muncul sendirinya.”

Sementara itu, Tri menyarankan agar KPK memeriksa kamera pemantau (CCTV) di All Fresh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com