Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian Capres Konvensi Demokrat Ingin Terapkan Bela Negara

Kompas.com - 13/02/2014, 23:29 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


SURABAYA, KOMPAS.com - Sebagian peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat akan menetapkan kewajiban bela negara jika terpilih menjadi presiden pada Pemilu Presiden 2014 mendatang. Bela negara tidak serta merta berarti wajib militer.

"Pertahanan Indonesia adalah pertahanan rakyat semesta. Beri pemahaman kepada rakyat," ujar peserta Konvensi Pramono Edhie Wibowo dalam debat peserta Konvensi Capres Demokrat di Grand City, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (13/2/2014).

Menurut Pramono, setiap warga negara wajib mempertahankan kedaulatan bangsa. "Contohnya, kalau ada nelayan ketika ada lihat kapal asing, kembali ke darat dan beri info kepada satuan militer sehingga dapat dicegah. Itu sudah melakukan bela negara," kata adik ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.

Berbeda dengan peserta Konvensi lainnya, Hayono Isman. Meski menggunakan istilah bela negara, dia mewacanakan akan membuka markas komando distrik militer (kodim) dan komando resor militer (korem) bekerja sama dengan pihak sekolah.

Dengan begitu, kata dia, para siswa sekolah bisa mendapatkan akses sarana prasarana milik TNI untuk berlatih baris berbaris atau melatih kedisiplinan.

"Saya lebih setuju bela negara. Saya akan memutuskan untuk TNI, agar lahan dapat digunakan bersama sekolah agar anak-anak dilatih di situ, sehingga bisa cinta tanah air dan disiplin," kata Hayono.

Menurut Anggota Komisi I DPR itu, dengan begitu Indonesia bisa memiliki sumber daya manusia yang tidak kalah dengan Korea Selatan dan Singapura. Kedua negara itu memiliki program wajib militer.

Peserta Konvensi lainnya yang juga Gubernur Sulawei Utara Sinjo H Sarundajang justru menyetujui wacana wajib militer. "Saya ingin sarankan agar pertahanan dan keamanan harus jadi tanggung jawab seluruh bangsa. Setiap warga negara harus lakukan suatu kegiatan bela negara. Dulu disebut wajib militer. Apa pun namanya, tujuannya sama," kata Sarundajang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com