Kondisi ini antara lain terlihat di KPU Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Senin (10/2). Kotak suara aluminium yang terakhir kali dipakai pada Pilkada Provinsi Jawa Barat tahun 2013 itu dibiarkan telantar di luar areal gudang KPU. Kotak suara itu umumnya penyok dan berkarat karena dibiarkan terkena hujan dan panas. Kunci gemboknya juga banyak yang rusak.
Ketua KPU Kabupaten Kuningan Heni Susilawati mengatakan, pihaknya tidak memiliki tempat untuk menyimpan kotak-kotak suara tersebut. Gudang yang ada dioptimalkan untuk menyimpan kotak suara berbahan karton dan logistik Pemilu 2014 lain, seperti tinta dan bilik suara.
Dari total 10.380 kotak suara yang diperlukan, KPU Kuningan baru terima 7.162 kotak suara berbahan karton.
Banyaknya kotak suara aluminium yang rusak juga terpantau di Lampung. Ketua KPU Kota Bandar Lampung Fauzi Heri mengakui, tidak mudah merawat kotak-kotak suara yang digunakan sejak Pemilu 2004 itu. Padahal, kotak-kotak yang sebagian bantuan dari luar negeri ini sebetulnya cukup kuat dan relatif aman digunakan untuk pemilu.
Ketua KPU Husni Kamil Manik mengatakan, dalam Pemilu 2014, pihaknya sengaja menggunakan kotak suara berbahan karton demi efisiensi biaya dan kemudahan pelaporan anggaran. ”Pengalaman di Pemilu 2004 dan 2009, kami kesulitan dengan kotak-kotak itu. Pertanggungjawaban sesudah pemilu menjadi berat. Butuh gudang besar dan biaya perawatan tidak sedikit. Belum lagi banyak yang hilang. Dengan pola habis pakai (kotak karton), penataan aset dan keuangan KPU menjadi lebih mudah,” tutur Husni.
Husni juga mengatakan, KPU di tiap kabupaten/kota telah menyiapkan petugas yang akan melakukan perekaman data C1 langsung ke server KPU pusat.
Salinan formulir C1 akan diantar langsung oleh kurir khusus yang ditugaskan di setiap tempat pemungutan suara ke KPU di kabupaten/kota. Salinan formulir C1 ini selanjutnya akan dikirimkan ke server KPU pusat dan akan diunggah ke situs KPU sehingga masyarakat bisa memantaunya secara langsung. Dengan demikian, kemungkinan adanya jual-beli atau penyimpangan suara di tingkat desa atau kecamatan dapat diketahui.
”Alat scanner (pemindai) sudah ada di setiap kabupaten/kota sejak Pemilu 2009. Kami segera melakukan pelatihan berjenjang, mulai dari KPU provinsi hingga kabupaten/kota,” ujar Husni.
Sementara itu, surat suara Pemilu 2014 mulai dikirimkan pada Rabu (12/2). Pengiriman dimulai ke daerah terjauh.
”Distribusi lebih cepat lebih baik, yang terpenting tepat jumlah, waktu, dan sasaran. Paling lambat pada awal Maret, logistik sudah terkirim ke semua daerah sehingga bisa dilakukan penyortiran. Pada H-5, logistik sudah di PPS (Panitia Pemungutan Suara),” ujar komisioner KPU, Ferry Kurnia Rizkiyansyah.
Pada 8-10 Februari, KPU memantau 13 perusahaan yang memenangi tender untuk pengadaan surat suara, segel, dan tinta. Perusahaan tersebut tersebar di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
”Dari pemantauan, perusahaan tampak siap dan proses produksi juga sesuai dengan jadwal,” lanjut Ferry. (JON/SEM)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.