Para pekerja berorasi di depan pintu gedung DPRD Karanganyar sembari membawa poster bertuliskan tuntutan mereka. Peserta aksi memohon kepada anggota Dewan untuk memperhatikan nasib mereka.
"Lima bulan adalah waktu yang lama, dan kami kesulitan memberi nafkah anak istri di rumah," kata salah satu buruh yang berorasi.
Ditemui di sela-sela aksi, seorang pekerja, Sutiani, mengakui sudah ada beberapa kali pertemuan dengan manajemen perusahaan. Namun, menurut Sutiani, hasilnya tidak menguntungkan para pekerja.
"Kami hanya diberi janji tanpa realisasi. Hal tersebut membuat kami putus asa dan kami pun menggelar aksi di DPRD," kata Sutiani.
Menurutnya, lebih kurang 700 buruh terpaksa keluar dari pekerjaan karena kondisi tersebut. Mereka rata-rata terbebani utang.
"Banyak yang terlilit utang, dan memilih untuk keluar mencari pekerjaan lainnya untuk menutup kebutuhan hidup mereka," tukas Lestari, buruh lainnya.
Setelah menggelar aksi di depan gedung DPRD, peserta aksi melakukan audiensi dengan anggota Dewan. Ketua Komisi IV DPRD Karanganyar Sari Widodo berjanji akan memanggil pimpinan PT Ladewindo Garment Manufacture dan meminta penjelasan soal keterlambatan gaji tersebut.
"Keterlambatan gaji membuat buruh dan keluarganya menjadi telantar, dan berdasar aturan kerja, pekerja berhak mendapatkan bayaran lembur jika melebihi jam kerjanya," ujar Sari.
Setelah audiensi, aksi selesai dan massa membubarkan diri. Para buruh berjanji akan mengawal anggota Dewan yang akan memanggil pimpinan pabrik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.