Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usung Tujuh Bakal Capres, PPP Catut Nama untuk Dongkrak Popularitas?

Kompas.com - 10/02/2014, 04:41 WIB
Sabrina Asril

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Partai Persatuan Pembangunan mengumumkan mengusung tujuh tokoh sebagai bakal calon presiden yang berpeluang dicalonkan partai berlambang Kabah ini dalam perhelatan Pemilu Presiden 2014.

Banyaknya nama yang diusung PPP ini menimbulkan pertanyaan atas motif PPP sebenarnya. Benarkah PPP hanya sekadar mencatut nama untuk menaikkan elektabilitas?

"Akan menjadi salah besar, kalau PPP hanya melihat kader internalnya dan menutup mata dengan kandidat lain yang diinginkan masyarakat. Kami hanya berusaha menangkap aspirasi ini," tepis Wakil Ketua Umum PPP Lukman Hakim Syaifuddin, di Bandung, Jawa Barat, Minggu (9/2/2014). Dia mengatakan partainya hanya berusaha menangkap potret keinginan yang ada di masyarakat.

Lukman membantah partainya hanya mencatut nama-nama tokoh untuk mendongkrak elektabilitas PPP. Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat itu mengaku PPP sudah membentuk tim khusus yang bertugas menjalin komunikasi dengan enam bakal capres dari kalangan eksternal.

Beberapa tokoh, kata Lukman, sudah menyatakan kesediaannya. Namun, dia enggan menyebutkan siapa saja tokoh yang bersedia maju sebagai bakal calon presiden PPP itu. "Itu ada timnya sendiri. Lebih baik tanya langsung ke yang bersangkutan," ujarnya.

PPP, lanjut Lukman, juga tidak akan terpaku pada persetujuan dari tokoh-tokoh itu. Dia mencontohkan Joko Widodo yang masuk dalam daftar bakal capres PPP, yang merupakan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

"Walaupun dia PDI-P, tapi ini realitas masyarakat bahwa beliau yang disuarakan. Maka, peserta mukernas wajib menangkap itu dan mengikuti rekam jejak yang bersangkutan sampai pada Rapimnas mendatang," kata Lukman.

Ketua Umum PPP Suryadharma Ali menjelaskan nama-nama yang berasal dari partai lain bisa saja menjadi pembuka pintu PPP untuk berkoalisi. PPP, sebut Suryadharma, bisa saja berkoalisi dengan PDI-P.

"Peluangnya sangat terbuka berkoalisi dengan PDI-P," tutur Suryadharma. Dia juga mengungkapkan partai-partai Islam juga bisa saja kembali bersatu. Namun, peta koalisi baru akan terbaca setelah pelaksanaan pemilihan legislatif (pileg).

Seperti diberitakan, Mukernas II PPP yang diselenggarakan pada 7-8 Februari 2014 memutuskan batal melakukan deklarasi bakal capres PPP yang semula direncanakan digelar pada Minggu siang.

Mukernas hanya sepakat mengajukan tujuh nama bakal capres dari kalangan internal dan eksternal. Ketujuh calon itu adalah Ketua Umum PPP Suryadharma Ali, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Bupati Kutai Timur Isran Noor, Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Jimly Asshiddiqie, dan politisi Partai Kebangkitan Bangsa Khofifah Indar Parawansa.

Keputusan menetapkan capres tunggal yang diusung PPP baru akan dilakukan dalam forum rapat pimpinan nasional (rapimnas), setelah hasil pemilu legislatif didapatkan. Selain itu, dalam rentang waktu selama pileg ini, PPP juga akan meminta konfirmasi kesediaan dari ketujuh nama yang digadang menjadi bakal capres PPP tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
'Checks and Balances' terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

"Checks and Balances" terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasional
PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

Nasional
Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Nasional
Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com