"Ketua dan sekjen disandera," ujar Wakil Direktur Sabhara Polda Metro Jaya AKBP B Marpaung melalui radio panggilnya dari tengah kerumunan massa pengunjuk rasa.
Marpaung mengungkapkan, tiga orang penyandera itu memasuki lantai tiga gedung Bawaslu secara diam-diam "Tidak ada yang tahu kapan dia masuk dan lewat mana," katanya.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Putut Bayuseno yang memantau langsung aksi unjuk rasa segera memerintahkan anggota Satuan Lawan Teror untuk menyelamatkan keduanya. Negosiasi yang alot terjadi dalam upaya penyelamatan itu. Para penyandera enggan melepaskan Muhammad dan Gunawan. Mereka meminta tuntutannya yakni hasil pemilu tidak dicurangi, dikabulkan.
Setelah proses negosiasi tidak berhasil, anggota polisi yang menemui para penyandera akhirnya melumpuhkan pelaku. Seusai lepas dari tangan penyandera, Muhammad dan Gunawan segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan karena luka yang diderita.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Putut Bayuseno mengatakan, simulasi tersebut dilakukan sebagai persiapan pengamanan pemilu nanti. Untuk melakukan simulasi itu, Polda menurunkan sekitar 1.300 anggota polisi. Simulasi dilakukan dengan skenario massa pengunjuk rasa yang berjumlah lebih dari 500 orang menyampaikan orasi di depan gedung Bawaslu.
Setelah menyampaikan orasi selama sekitar satu jam, pengunjuk rasa mulai bertindak anarkistis dengan mencoba masuk ke gedung, tetapi dihalangi petugas kepolisian. Polisi kemudian mengimbau pengunjuk rasa untuk membubarkan diri. Namun, imbauan itu diabaikan. Akhirnya, kepolisian membubarkan paksa massa demonstran dengan menyemprotkan air dan menembakkan gas air mata.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.