Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surya Paloh: Indonesia Butuh Pemimpin untuk Atasi Keterpurukan

Kompas.com - 02/02/2014, 23:00 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
- Bangsa Indonesia masih membutuhkan pemimpin yang mampu mengatasi keterpurukan yang terjadi saat ini dan bukan pemimpin yang haus akan jabatan dan kekuasaan. Hal itu dikatakan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.

Surya Paloh seperti dikutip dari Antara, Minggu (2/2/2014), mengatakan, lemahnya kepemimpinan dan pemerintahan Indonesia saat ini sebagai penyebab terjadinya multikrisis.

Menurut dia, seorang pemimpin yang dibutuhkan oleh bangsa ini adalah pemimpin yang harus bisa memberikan keteladanan karena kondisi masyarakat Indonesia masih dalam konteks budaya berpikir paternalistik.

"Maka beruntunglah negeri ini jika pemimpinnya mampu memberikan keteladanan yang baik, dan betapa ruginya jika memberikan contoh yang tidak baik," kata Surya saat pengukuhan DPC Partai NasDem dan Caleg DPRD Gresik, di Lapangan Perumahan Green Garden, Gresik, Minggu.

Ke depan, Surya Paloh berharap akan hadir pemerintahan baru yang kuat, bukan pemerintahan yang lemah karena sebuah pemerintah kuat itu harus mampu menghadirkan stabilitas dari semua aspek. Untuk mewujudkan pemerintahan yang kuat, kata dia, hanya bisa jika dipimpin oleh pemimpin yang kuat.

"Jadi yang dibutuhkan pemimpin yang kuat, pemerintahan yang kuat, dan DPR yang kuat. Sehingga diharapkan dapat membawa Indonesia dari krisis dan keterpurukan. Kita tidak bisa mengejar ketertinggalan kita dibanding dengan kemajuan negara lain, apabila pemimpin pemerintahan ini berpikir dalam konteks konvensional. Karena semakin hari ketertinggalan kita akan semakin jauh dibanding negara sekitar, apalagi negara Eropa," paparnya.

Dengan kehadiran Partai NasDem, tambah Surya, diharapkan mampu memberikan kontribusi kepada perbaikan bangsa, baik dari segi ekonomi, sosial, politik maupun hukum karena pemerintah saat ini belum mampu memberikan kehidupan yang layak bagi masyarakat.

"Hampir semua kita masih impor, bahkan pangan pun kita juga impor. Ini membuktikan karunia sebagai negara yang strategis dan sumber daya alam yang melimpah belum bisa diatur secara maksimal oleh pemerintah. Sehingga yang miskin makin miskin dan yang tidak mampu akan semakin banyak," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com