Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden dan Gubernur Papua Evaluasi UU Otonomi Khusus

Kompas.com - 28/01/2014, 12:18 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono mengadakan pertemuan dengan Gubernur Papua Lukas Enembe dan Gubernur Papua Barat Abraham Octavianus Atururi, di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (28/1/2014). Pertemuan tersebut juga dihadiri sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Kepala Kepolisian RI Jenderal Sutarman, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman, pimpinan DPRD Papua dan Papua Barat, serta para bupati di dua wilayah tersebut.

Dalam sambutannya, Menteri Koordiantor Bidang Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan, dalam pertemuan ini gubernur Papua dan Papua Barat akan melaporkan secara garis besar perkembangan pembangunan di wilayahnya masing-masing. Keduanya juga akan melaporkan kepada Presiden mengenai evaluasi Undang-Undang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua sesuai dengan yang pernah diinstruksikan Presiden.

"Progress report amanat presiden mengenai apa yang ingin dikembangkan lagi dari otsus (otonomi khusus) yang sudah ada. Sudah 12 kali pertemuan dan sudah menghasilkan draf awal yang harus disingkronkan Papua Barat dan Papua, baru dibahas bersama dengan Kemendagri," kata Djoko, di Istana Bogor.

Dia mengatakan, sekitar 2013, atau bersamaan dengan dilantiknya Lukas sebagai gubernur Papua, Presiden telah mengamanatkan kepada Gubernur Papua dan Papua Barat untuk lebih mengevaluasi amanat UU Otonomis Khusus tersebut. Keduanya diminta mengkaji apa saja yang perlu ditambahkan dalam undang-undang tersebut sehingga proses pembangunan di Papua bisa dipercepat, diperluas, serta dirasakan seluruh lapisan masyarakat.

"Yang selama ini oleh survei-survei masih dikatakan belum dirasakan sepenuhnya kalangan bawah," sambung Djoko.

Evaluasi UU Otsus dilakukan setiap lima tahun sekali. Pada 2006, evaluasi menghasilkan pembentukan tim nasional percepatan pengembangan Papua. Kemudian melalui evaluasi kedua pada 2010, dibentuk Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papu Barat (UP4B) pada 2011 untuk lebih mempercepat proses pembangunan di dua daerah tersebut. Selain itu, menurut Djoko, pertemuan ini untuk mengingatkan akan amanat Presiden yang meminta agar bersama-sama menghentikan pergerakan kelompok bersenjata yang masih ada di Papua.

"Jadi dua elemen ini yang penting amanat presiden waktu menerima kedua gubernur tahun lalu," ucap Djoko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com