KOMPAS.com
 — Linimasa Twitter, Senin (27/1/2014) ini, diramaikan oleh sebagian pengguna yang mengunggah komentar terkait enam tahun meninggalnya mantan Presiden Soeharto. Pada 27 Januari 2008, Soeharto meninggal setelah sebelumnya menjalani perawatan tim dokter.

Peringatan enam tahun meninggalnya mantan penguasa Orde Baru itu ditanggapi beragam oleh publik. Akan tetapi, dari sejumlah komentar yang diunggah, sebagian merujuk pada perbandingan masa Orde Baru dan masa reformasi, seperti halnya pada stiker dan poster atau gambar yang banyak ditempel di kendaraan, spanduk, dan poster yang juga banyak dipasang di jalan-jalan.

Aplikasi Topsy pada Senin pagi sekitar pukul 10.00 mencatat ada 3.517 kicauan dengan kata ”Soeharto” yang dipakai dalam delapan jam terakhir. Sementara itu, total kicauan dengan kata ”Soeharto” pada saat yang sama sudah tercatat 8.070 kali.

Jumlah itu lebih banyak dibandingkan dengan sehari sebelumnya dengan jumlah hanya 430 kali. Topsy berbasis di San Francisco, Amerika Serikat, dan lebih lambat 15 jam dibandingkan Jakarta.

Sebagian pengguna juga menyesalkan mengapa peringatan meninggalnya Presiden kedua RI itu yang lebih mendominasi pembicaraan publik ketimbang peristiwa lain. Salah satunya pengguna akun @galuhandri yang menulis: ”Mengenang 33 tahun tragedi besar Tampomas II yang ditutupi dan 6 tahun wafatnya mantan Presiden RI Soeharto.”

Adapun pengguna akun @eriek berkicau: ”Ada yang ngomongin dana saksi pemilu. Grammy. 6 tahun wafatnya Soeharto. Cuaca. Selamat pagi!”

Sementara itu, Oskar Bimantoro dengan akun @oskarbil12 berkicau: ”Hari ini, tepat peringatan 6 tahun beliau wafat, Presiden kedua, Bpk Haji Muhammad Soeharto ”Sang Jenderal yang Tersenyum” #Indonesia.”

Ulin Yusron dengan akun @ulinyusron berkomentar: ”Dan dalam setahun namanya berkibar di stiker, web, akun resmi Youtube.”

Komentar itu diunggah Ulin untuk menanggapi kicauan pengguna akun @danrem yang berkicau: ”Hari ini 6 tahun yang lalu, Presiden kedua RI Soeharto wafat.”

Siapa saja yang mencoba melawan, akan saya gebuki. Soeharto—Presiden kedua RI well noted Pak.” Demikian kicau Nanda Wusthon dengan akun @nando_wusthon yang diunggah menjelang Senin siang.

Chairul Ridha Ariga dengan akun @Chairul_Ridha menulis: ”Apakah Anda setuju kalau GBHN era Soeharto dihidupkan kembali?, yaa sepanjang bisa untuk kemajuan bangsa, yaa sah-sah saja.”

Pengguna akun @fajarnugros berkicau: ”Gue enggak lahir di era ini. Gue lahir di era Orde Baru. Orde yang kalo bukan kroni Soeharto terdidik low profile... :p.”

Adapun Gilang dengan akun @mevebumausaunep menulis: ”Kami butuh pemimpin seperti Soekarno, bukan seperti Soeharto dan SBY.”

Begitulah, Soeharto memang masih selalu menjadi buah bibir. Ada yang rindu masa kejayaannya, seperti stiker di mobil-mobil yang menggambarkan Soeharto dengan tulisan ”Enak Zamanku to...?” Akan tetapi, tidak jarang pula yang menolak apa pun yang berbau Soeharto dan Orde Baru... ()