"Kita ingin menekankan pada partai sebagai sebuah institusi, tapi partai lain berbeda, mensosialisasikan ketumnya (ketua umum) sebagai capres sejak awal," kata Paloh, dalam rapat koordinasi pemenangan pemilu Partai Nasdem di Jakarta, Sabtu (25/1/2014) malam.
Paloh menuturkan, partai politik kerap memajang figur ketua umumnya yang digadang maju sebagai calon presiden. Ia menolak melakukan hal serupa, terlebih tergesa dan tanpa pertimbangan matang. Konsekuensi maju sebagai calon presiden, kata Paloh, adalah menang dalam pilpres dan menjadi presiden.
Ia sangat menyayangkan jika ada tokoh atau ketua umum partai yang begitu cepat puas menjadi calon presiden tanpa pernah memenangkan pemilu. "Sekali capres itu, konsekuensinya harus jadi presiden. Ada orang yang berhenti cukup menjadi mantan capres, itu bukan Nasdem. Ngapain jadi capres kalau enggak jadi presiden," ujarnya.
Untuk diketahui, Nasdem menggelar rakor pemenangan pemilu di Jakarta sejak Sabtu ini. Rakor digelar dalam rangka menghadapi pemilihan anggota legislatif (pileg) dan membahas situasi politik terkini. Rakor ini dihadiri oleh jajaran dewan pengurus pusat serta 250 orang pengurus dewan pimpinan wilayah (DPW) dari 34 provinsi termasuk Kalimantan Utara sebagai provinsi termuda di Indonesia.
Rakor dibuka secara langsung oleh Surya Paloh. Partai Nasdem optimistis meraih suara yang signifikan pada Pemilu 2014. Paloh mengungkapkan, berdasarkan survei dari lembaga yang dianggapnya objektif, elektabilitas Nasdem cenderung terus mengalami peningkatan dan ia prediksi perolehan suara Nasdem akan mencapai 12 persen suara nasional dalam Pileg 2014.
"Posisi lima besar di pemilu nanti tidak tergoyahkan kalau kita mampu terus melakukan kinerja yang baik," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.