Para wakil rakyat resah jika meninggalkan konstituen di daerah pemilihan (dapil) dalam jangka waktu lama. Itu terlihat di antara delegasi DPR yang menghadiri sidang tahunan Forum Parlemen Asia Pasifik (APPF) di Puerto Vallarta, Meksiko, selama sembilan hari, pekan lalu.
Selama di Meksiko, mereka kerap berkelakar tentang dukungan suara di dapil. ”(Siapa) yang tertawanya paling keras itu yang dapilnya belum aman,” kata Andi Muawiyah Ramly dalam perjalanan di Mexico City, Kamis pekan lalu.
Sepanjang perjalanan sebelum pulang ke Tanah Air, para wakil rakyat itu memang lebih banyak bergurau dan tertawa. Cerita seputar pemilu menjadi salah satu gurauan. Mereka menceritakan banyaknya proposal permintaan bantuan menjelang pemilu, dari bantuan pembangunan sarana publik, pembangunan tempat ibadah, dan bantuan lainnya. Tumpukan proposal yang diterima bisa setinggi 1 meter.
Proposal permintaan bantuan dari konstituen di dapil itu menyita pikiran wakil rakyat akhir-akhir ini. Mau tidak mau, mereka harus memperhatikan proposal-proposal yang diajukan konstituen.
”Jadi, sekarang ini, badan ada di sini (Meksiko), pikiran dan hati ada di dapil,” ujar politikus Partai Kebangkitan Bangsa tersebut.
Sistem pemilihan proporsional terbuka dengan suara terbanyak menuntut semua caleg berlomba-lomba mendulang suara. Persaingan bukan lagi di antara caleg berbeda parpol, melainkan antar-caleg dalam satu parpol. Meski sudah memiliki modal jaringan, para anggota DPR tetap masih khawatir akan kehilangan dukungan suara.
”Sehari saja kami meninggalkan dapil bisa habis tersalip karena (caleg) yang lain tetap bergerak di dapil,” ujar Daniel Lumban Tobing, anggota Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Daniel pula yang mengingatkan Wakil Ketua BKSAP Andi Anzhar Cakra Wijaya tentang pentingnya menunggu dapil. Saat itu, Andi Anzhar menceritakan rencananya menghadiri sidang Inter-Parliamentary Union (IPU) pada bulan Maret.
”Dapil, dapil, dapil,” kata Daniel saat mendengar Andi Anzhar akan menghadiri sidang IPU.
”Saya kan harus hadir karena saya salah satu pimpinan di IPU,” timpal Andi Anzhar. Politikus Partai Amanat Nasional itu memang menjabat sebagai President Committee Respect to International Humanitarian Laws IPU.
Dalam perjalanan ke Tanah Air dari Meksiko, para anggota BKSAP sudah berencana ke dapil. Sebagian besar langsung berkunjung setiba di Tanah Air. Kekhawatiran kehilangan keistimewaan sebagai anggota legislatif menghantui. (NTA)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.