Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tampar Staf Bandara, Komisioner Ombudsman Azlaini Agus Tersangka

Kompas.com - 21/01/2014, 11:31 WIB

PEKANBARU, KOMPAS.com — Wakil Ketua (nonaktif) Komisi Ombudsman RI Azlaini Agus akhirnya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penganiayaan Yana Novia (22), awak darat maskapai Garuda, di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, pada 28 Oktober 2013. Tersangka dijerat dengan pasal penganiayaan dan pasal perbuatan tidak menyenangkan.

”Penetapan tersangka kami lakukan sebagai bukti kami tidak melakukan tebang pilih terhadap warga masyarakat. Kami menetapkan status itu setelah gelar perkara pada Senin siang,’ ujar Komisaris Arief Fajar, Kepala satuan Reserse Kepolisian Resor Pekanbaru, Senin (20/1) sore.

Menurut Arief, penetapan tersangka terhadap Azlaini telah memenuhi persyaratan barang bukti dan keterangan saksi yang memberatkan. Polisi berkeyakinan, politisi senior itu telah melakukan tindak kekerasan kepada saksi korban Yana. ”Pekan depan kami akan memanggil tersangka untuk pemeriksaan lanjutan,” kata Arief.

Sebelum menjerat Azlaini sebagai tersangka, polisi telah melakukan prarekonstruksi di Bandara Sultan Syarif Kasim II, persis satu hari setelah peristiwa penamparan. Polisi lalu memanggil Azlaini untuk dimintai keterangan dua kali. Dalam pemeriksaan kedua, Azlaini dipertemukan langsung dengan Yana. Meski demikian, Azlaini tetap membantah telah menampar.

Menurut Arief, polisi masih menerapkan pasal perbuatan tidak menyenangkan pada Azlaini meski pasal dimaksud sudah dihapus Mahkamah Konstitusi. Penerapan itu semata-mata dilakukan karena pada saat pemeriksaan terdahulu, pasal itu telah dipakai. ”Namun, pasal yang utama adalah penganiayaan, Pasal 351 dan 352 KUHP,” kata Arief.

Penganiayaan terhadap Yana bermula saat Azlaini merasa kesal atas beberapa kejadian sebelum menaiki pesawat Garuda GA 277 tujuan Kuala Namu, Medan, 28 Oktober 2013. Saat itu, Azlaini bersama puluhan penumpang lain diminta bergegas masuk ke pesawat (boarding), tetapi bus pengantar ternyata belum tersedia. Setelah berada di dalam bus, kendaraan itu ternyata diam di tempat lebih dari 15 menit dan tidak ada kejelasan kapan berangkat.

Yana yang coba memberikan penjelasan mengenai keterlambatan keberangkatan menjadi sasaran amarah Azlaini. Dalam prarekonstruksi pada Selasa, 29 Oktober 2013, Azlaini yang diperankan oleh seorang perempuan menampar Yana dengan tangan kirinya. Pihak Garuda memiliki foto kejadian perkara dan visum atas penamparan. Diperkirakan dua bukti kuat itulah yang dipakai polisi untuk menjerat Azlaini. (SAH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Dijadwalkan Bertemu Wapres Ma'ruf Amin Sore Ini

Gibran Dijadwalkan Bertemu Wapres Ma'ruf Amin Sore Ini

Nasional
Prabowo Tiba di DPP PKB, Disambut Cak Imin dengan Karpet Merah

Prabowo Tiba di DPP PKB, Disambut Cak Imin dengan Karpet Merah

Nasional
Mahfud Sebut Mulai Buka Komunikasi dengan Banyak Pihak yang Sengaja Ditutup Selama Pilpres 2024

Mahfud Sebut Mulai Buka Komunikasi dengan Banyak Pihak yang Sengaja Ditutup Selama Pilpres 2024

Nasional
Mahfud Baru Tahu Ada Undangan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran 30 Menit Sebelum Acara

Mahfud Baru Tahu Ada Undangan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran 30 Menit Sebelum Acara

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Dewas

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Dewas

Nasional
Moeldoko Lantik Deputi IV dan V KSP, Isi Posisi Juri Ardiantoro dan Jaleswari Pramodhawardani

Moeldoko Lantik Deputi IV dan V KSP, Isi Posisi Juri Ardiantoro dan Jaleswari Pramodhawardani

Nasional
Jokowi Soroti Minimnya Dokter Spesialis, Indonesia Rangking 147 Dunia

Jokowi Soroti Minimnya Dokter Spesialis, Indonesia Rangking 147 Dunia

Nasional
Defisit Produksi Minyak Besar, Politisi Golkar: Ubah Cara dan Strategi Bisnis

Defisit Produksi Minyak Besar, Politisi Golkar: Ubah Cara dan Strategi Bisnis

Nasional
Airlangga: Jokowi dan Gibran Sudah Masuk Keluarga Besar Golkar

Airlangga: Jokowi dan Gibran Sudah Masuk Keluarga Besar Golkar

Nasional
Terima Kasih ke Jokowi, Prabowo: Pemilu Tertib atas Kepemimpinan Beliau

Terima Kasih ke Jokowi, Prabowo: Pemilu Tertib atas Kepemimpinan Beliau

Nasional
1 Juta Warga Berobat ke Luar Negeri, Jokowi: Kita Kehilangan Rp 180 T

1 Juta Warga Berobat ke Luar Negeri, Jokowi: Kita Kehilangan Rp 180 T

Nasional
Kronologi Ganjar Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, KPU Telat Kirim Undangan

Kronologi Ganjar Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, KPU Telat Kirim Undangan

Nasional
Kala Hakim MK Beda Suara

Kala Hakim MK Beda Suara

Nasional
Usai Penetapan Presiden-Wapres Terpilih, Gibran Sambangi Warga Rusun Muara Baru sambil Bagi-bagi Susu

Usai Penetapan Presiden-Wapres Terpilih, Gibran Sambangi Warga Rusun Muara Baru sambil Bagi-bagi Susu

Nasional
Disebut Bukan Lagi Kader PDI-P, Gibran: Dipecat Enggak Apa-apa

Disebut Bukan Lagi Kader PDI-P, Gibran: Dipecat Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com