Menurut Boni, saat ini Megawati sengaja belum menyatakan Jokowi sebagai capres. Tujuannya untuk melindungi Jokowi hingga waktunya nanti.
"Saya yakin, upaya dan langkah Mega cuma untuk menyelamatkan Jokowi. Belum jadi capres saja sekarang sudah digebuk sama Ical, TV One, perhatikan berita-beritanya. Belum kelompok-kelompok lain," tutur Boni dalam diskusi pemaparan hasil penelitian lembaganya, Lembaga Pemilih Indonesia (LPI).
Boni mengatakan, Megawati akan berpikir rasional dalam menentukan capres yang akan diusung partainya. Megawati, katanya, sudah menyadari bahwa tuntutan sejarah ada pada Jokowi, bukan pada Mega.
Penilaian Boni ini sempat diragukan seorang hadirin diskusi yang mengajukan pertanyaan kepadanya. Untuk lebih meyakinkan hadirin tersebut, Boni menggambarkan betapa dia mengenal internal PDI-P.
Boni mengaku didatangi intelijen asing yang mengajaknya bertaruh mengenai keputusan PDI-P dalam mengajukan capres.
"Akhirnya dia (intelijen) bocorin, dia bilang, Anda tahu siapa perempuan yang paling dekat dengan Ibu Mega? Lalu saya sebut nama salah satu ibu. Betul, dan ibu itu sudah beri tahu kepada saya bahwa Ibu Mega sudah 100 persen siapkan Jokowi. Ini contoh soal informasi," tutur Boni.
Pengamat politik lainnya, Arbi Sanit, menilai Jokowi lebih progresif dari Megawati. "Kalau kayak Jokowi bolehlah, asal jangan kayak Anas," ujar Arbi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.