Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasdem: Gugatan UU Pilpres Hanya Kepentingan Segelintir Elite

Kompas.com - 16/01/2014, 15:29 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Partai Nasdem menilai, permohonan peninjauan kembali (judicial review) atas Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden ke Mahkamah Konstitusi hanya untuk memenuhi kepentingan segelintir elite. Gugatan yang diajukan calon Presiden PBB Yusril Izha Mahendra itu dinilai tidak mewakili kepentingan bangsa dan negara.

"Gugatan ini hanya kepentingan segelintir elite yang ingin maju sebagai calon presiden," kata Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Patrice Rio Capella dalam jumpa pers di Kantor DPP Nasdem di Jakarta, Kamis (16/1/2014).

Patrice mengklaim, pihaknya lebih mementingkan kepentingan bangsa dan negara sehingga mengambil sikap menolak gugatan UU Pilpres. Padahal, kata dia, jika gugatan itu dikabulkan, sebagai partai baru Nasdem akan mendapatkan keuntungan.

"Kalau dikabulkan, kita bisa mengusung capres dan cawapres langsung, tanpa harus melalui presidential tresshold yang cukup berat untuk dicapai," ujarnya.

Patrice mencurigai adanya permainan di MK terkait Gugatan UU Pilpres. Pasalnya, gugatan serupa juga pernah diajukan Pakar Komunikasi Politik Effendi Gazalli bersama Koalisi Masyarakat Sipil pada Januari 2012. Namun, setelah beberapa kali disidangkan, sidang putusan belum juga digelar.

Padahal, Mantan Ketua MK, Mahfud MD mengatakan, MK telah memutuskan hasil gugatan UU Pilpres itu dalam Rapat Permusyawaratan Hakim (RPH). Sepeninggalan Mahfud, sidang putusan tak kunjung digelar. Effendi akhirnya memutuskan mencabut gugatan tersebut.

"Patut diduga ada (permainan). Pastinya ada komunikasi lah untuk gugatan yang lama ditarik dan masuk gugatan baru. Intinya, kami menganggap ada dinamika yang kuat dalam tubuh MK soal Pilpres dan Pileg serentak ini, " kata Patrice.

"Kita harapkan MK lebih arif lebih bijak kalau mengambil keputusan yang akan mengubah bingkai pemilu kita," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com