Ia terlihat membawa dokumen yang terkait organisasi masyarakat Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI). Saat ditanya, Attiyah lebih memilih bungkam dan terus berjalan menuju lobi Gedung KPK.
Sementara itu, Firman menjelaskan dokumen PPI yang dibawa Atttiyah atas permintaan Anas.
"Dia ingin perjuangan PPI terus dilanjutkan walaupun ada di dalam tahanan. Mungkin membuka cabang rutan. Pemikiran seorang Anas Urbaningrum tidak mungkin bisa dihambat oleh proses hukum," kata Firman kepada wartawan di depan Rutan KPK, Kuningan, Jakarta.
Sebelumnya, politisi Partai Demokrat yang juga loyalis Anas, Saan Mustopa, juga datang ke Gedung KPK. Selang beberapa menit kemudian, loyalis Anas lainnya, Tri Dianto, juga datang menjenguk Anas. Jika Saan tidak membawa apa-apa saat menjenguk Anas, maka Tri yang datang mengenakan kemeja biru muda datang membawa dokumen PPI dan buku terbaru karangan Anas.
Tri mengatakan ingin meminta tanda tangan dari Anas karena buku itu hendak diluncurkan.
Seperti diberitakan, Anas disangka terlibat dugaan korupsi proyek Hambalang dan proyek-proyek lainnya. Ia disebut mendapat dana sebesar Rp 2,21 miliar dari proyek Hambalang. Uang itu digunakan untuk pencalonan diri Anas sebagai calon ketua umum dalam Kongres Partai Demokrat di Bandung pada 2010.
Menurut jaksa, uang itu digunakan antara lain untuk membayar hotel, sewa mobil para pendukung Anas, membeli ponsel BlackBerry, jamuan para tamu, dan untuk hiburan. Anas sudah berkali-kali membantah tuduhan itu. Ia meyakini bahwa nantinya kebenaran akan terungkap.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.