“Awal minggu depan saya akan ke Sinabung,” kata Presiden, saat membuka rapat kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (16/1/2014).
Presiden mengatakan, aktivitas Gunung Sinabung belum dapat dikatakan aman. Sekitar 25.000 orang warga, katanya, terpaksa mengungsi di sejumlah titik pengungsian yang disediakan.
Rapat kabinet paripurna hari ini akan membahas tiga hal, salah satunya mengenai penanganan bencana Sinabung. Hadir dalam rapat tersebut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif dan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Andi Eka Sakya. Presiden pun meminta kepada kepala BNPB untuk memaparkan perkembangan terkini penanggulangan bencana di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk erupsi Sinabung dalam rapat paripurna tersebut.
Kepala Negara juga meminta BMKG memaparkan perkiraan iklim dan cuaca dalam satu hingga empat bulan ke depan.
“Sehingga kita bisa melakukan antisipasi manakala ada bencana sehingga responsnya bisa cepat dan tepat,” ujar Yudhoyono.
Dalam sambutannya, Presiden juga mengaku telah mendengar kabar mengenai banjir bandang di Manado, Sulawesi Utara. “Tipologi sama, ini diakibatkan oleh iklim,” sambungnya.
Sebelumnya, kritik dilayangkan terhadap sikap Presiden yang dinilai lamban terhadap penanganan korban Gunung Sinabung. Di dunia maya, para pengguna akun Twitter bahkan sudah mempromosikan gerakan "UnfollowSBY" sebagai bentuk protes lambannya Presiden menangani pengungsi di Sinabung.
Sepanjang Rabu (15/1/2014) pagi hingga petang, Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, menyemburkan awan panas dan abu vulkanik tak kurang dari 25 kali. Jumlah pengungsi akibat letusan Gunung Sinabung juga masih terus bertambah. Hingga Rabu malam, jumlah pengungsi tercatat 26.174 orang dari 8.161 kepala keluarga, bertambah sekitar 120 kepala keluarga dari sehari sebelumnya.
Syamsul mengatakan, hingga Rabu kemarin, ada 16 pengungsi bencana Sinabung yang meninggal dunia. Namun, dia membantah 16 warga tersebut meninggal di pengungsian. Menurut Syamsul, ke-16 orang itu meninggal di rumah sakit karena faktor usia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.