Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Kecelakaan Lion Air Dibalik Bergabungnya Rusdi Kirana ke PKB

Kompas.com - 15/01/2014, 20:14 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Keputusan Direktur Utama Lion Grup Rusdi Kirana bergabung ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sempat menimbulkan tanda tanya. Ada spekulasi yang menyebutkan soal utang budi Rusdi kepada almarhum Gus Dur. Ada pula yang mengkaitkan dengan komitmen finansial Rusdi kepada PKB.

Di balik itu semua, ternyata ada kisah kecelakaan Lion Air pada 30 November 2004 yang menyebabkan 31 penumpang tewas. Peristiwa itu diduga menjadi alasan Rusdi bergabung ke PKB.

"Ada peristiwa Lion, kecelakaan di Solo tahun 2004. Makanya, dia berutang budi akhirnya masuk PKB. Saya rasa mungkin itu salah satu pertimbangannya," ujar Sekretaris Jenderal PKB Imam Nahrowi di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (15/1/2014).

Imam mengaku proses bergabungnya Rusdi murni berasal dari keinginan Rusdi sendiri. PKB, katanya, tidak aktif mendekati pengusaha yang sempat ditawari menjadi peserta konvensi calon Presiden Partai Demokrat itu.

"Dia mau sendiri karena katanya utang budi. Kalau PKB, kami buka pintu kepada siapa pun. Imbalan masuk ke PKB, ya pahala," kata Imam.

Saat ditanyakan lebih lanjut soal peristiwa kecelakaan naas Lion Air tahun 2004 dan proses bergabungnya Rusdi, Imam enggan menjelaskan lebih lanjut. "Lebih jauhnya, silakan tanya ke Ketua Umum," ucap anggota Komisi V DPR itu.

Tewasnya tokoh PKB

Kabar bergabungnya Rusdi dan langsung menjabat Wakil Ketua Umum PKB mengejutkan sejumlah pihak. Rusdi mengaku bergabung karena merasa berutang budi kepada almarhum Gus Dur. Cerita pun beredar soal peristiwa kecelakaan tragis tanggal 30 November 2004 di Bandara Adi Sumarmo, Solo, Jawa Tengah.

Saat itu, pesawat Lion Air dengan nomor JT 538 jenis MD-82 dari Jakarta tergelincir ke luar landasan bandara. Pesawat yang mengangkut 140 penumpang ini keluar dari landasan pacu dan masuk ke areal persawahan. Kondisi badan pesawat terbelah dua.

Sebanyak 31 Penumpang meninggal dalam peristiwa itu. Salah seorang korban adalah pengurus PKB Yusuf Muhammad atau akrab disapa Gus Yus. Saat itu, Gus Yus yang juga anggota DPR ini berencana hadir dalam muktamar NU.

Akibat peristiwa mengenaskan itu, para peserta Muktamar NU ke-31 di Boyolali melayat jenazah tokoh NU Jawa Timur itu di RS Islam Surakarta. Gus Yus akhirnya dimakamkan di Jember, Jawa Timur dengan diiring oleh ratusan pelayat yang sebagian besar berasal dari warga Nahdliyin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com