Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Irman Gusman Sulit Identifikasi Dirinya...

Kompas.com - 15/01/2014, 15:43 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Calon Presiden Konvensi Partai Demokrat Irman Gusman mengikuti Seri Kuliah Umum Kandidat Presiden 2014 yang diselenggarakan Soegeng Sarjadi Syndicate di Jakarta, Rabu (15/1/2014). Dalam kesempatan tersebut, Ia diberikan waktu sekitar satu jam untuk menyampaikan makalahnya yang berjudul "Membangun Daerah, Membangun Republik".

Ketua Dewan Pembangunan Daerah (DPD) itu, dalam paparannya banyak menyinggung masalah perekonomian. Dia menilai, ekonomi Indonesia saat ini masih dijajah oleh bangsa luar karena masih sangat tergantung pada pasar impor.

Ia juga menyinggung masalah pembangunan di Indonesia yang tidak seimbang dan hanya berfokus di Pulau Jawa. Selain itu, dia juga menyinggung masalah pemberantasan korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menurutnya belum maksimal.

Setelah menyelesaikan paparannya, sudah bersiap tiga panelis yang diminta menanggapi dan memberikan pertanyaan. Panelis pertama, adalah Wartawan Senior Kompas Budhiarto Shambazy.

Budhiarto menilai, paparan Irman cukup konkrit, meskipun ide sentral belum terlihat karena terlalu banyak data yang ditampilkan. Budhiarto mengajukan pertanyaan mengenai bagaimana rasanya menjadi outsider di konvensi Demokrat.

Dia juga bertanya soal amandemen kelima Undang-Undang Dasar yang selama ini diusung DPD. Irman bisa menjawab pertanyaan itu dengan relatif lancar.

Penanggap kedua adalah Wartawan Senior Tempo Bambang Harymurti. Dia menilai, paparan Irman sudah cukup baik, namun solusinya masih samar-samar. Bambang pun memberikan pertanyaan tentang bagaimana memajukan sektor agraria di Indonesia. Irman juga bisa menjawab pertanyaan Bambang ini dengan relatif lancar.

Namun, saat giliran pengamat politik J. Kristiadi memberi tanggapan, Irman seperti kewalahan dalam menjawab. Pasalnya, pertanyaan yang diajukan Kristiadi bukanlah jenis pertanyaan yang diajukan Budhiarto dan Bambang.

"Kalau tadi pertanyaan sebelumnya berat-berat, saya yang ringan saja. Pertanyaannya lebih batiniyah," kata Kristiadi.

Pertanyaan pertama yang diajukan adalah bagaimana reaksi Irman jika nantinya dia benar-benar terpilih sebagai presiden. Irman terlihat kaget saat mendengar pertanyaan ini. Dia membisu beberapa detik sebelum menjawab. "Innalilahi Wainnaliaihirojiun. Musibah itu," kata Irman sambil tertawa yang agak dipaksakan.

Kristiadi melanjutkan pertanyaan seperti apa yang membuatnya merasa sangat sedih, atau sebaliknya apa yang membuat sangat senang.

Lagi-lagi Irman terus menerus terlihat kesulitan dalam menjawab. Dia sempat membisu dan ragu-ragu dalam menjawab pertanyaan Kristiadi. Puncaknya, adalah ketika Kristiadi mengajukan pertanyaan yang meminta Irman untuk mengidentifikasi dirinya sendiri.

"Bagaimana Anda mengidentifikasi diri Anda? Anda ini orang seperti apa?," cecar Kristiadi.

Irman kali ini terdiam lebih lama. Saat berbicara, bukan jawaban yang keluar dari mulutnya. Dia malah menyebut bahwa pertanyaan yang diajukan Kristiadi itu sangat sulit dibandingkan dua panelis sebelumnya.

"Wah, susah ini pertanyaannya, ini lebih susah dari Bambang Harymurti dan Budhiarto Shambazy tadi," ujarnya sambil tersenyum.

Dia pun mencoba mencairkan suasana dan melemparkan pertanyaan tersebut kepada teman-temannya yang hadir. "Mungkin teman-teman saya bisa jawab," kata Irman sambil menunjuk teman-temannya yang berada di bangku penonton paling depan.

Terlihat beberapa teman Irman langsung mengacungkan jari telunjuk keatas tanda mereka ingin membantu rekannya yang sedang kesulitan itu. Namun, Kristiadi menghalanginya. "Ah, yah sudah, nanti saja lah," kata Kristiadi lalu berlanjut ke pertanyaan selanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Nasional
Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Nasional
Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Nasional
KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

Nasional
Pengamat Heran 'Amicus Curiae' Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Pengamat Heran "Amicus Curiae" Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Nasional
Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Nasional
Marak 'Amicus Curiae', Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Marak "Amicus Curiae", Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Nasional
Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Nasional
Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Nasional
Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Nasional
Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Nasional
Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com