Marzuki mengungkapkan, SBY sudah menyiapkan masa depan untuk mantan Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB-HMI) itu.
"Kami semua sebenarnya sayang sama Anas. Pak SBY, Pak Hadi Utomo, dan saya sayang dengan Anas. Tapi, kami enggak tahu cara berpikir dia sampai akhirnya seperti ini," ujar Marzuki di Kompleks Parlemen, Senin (13/1/2014).
"Dulu, saya ini Sekjen, tapi tidak terima uang saku atau dikasih kendaraan. Apa kurang baiknya Demokrat sama Anas," ujar Ketua Dewan Perwakilan Rakyat itu.
Marzuki menambahkan, setiap kali ada acara Demokrat, Anas juga selalu ditonjolkan. SBY, sebut Marzuki, juga sudah menyiapkan masa depan dan posisi bagi Anas.
"Jadi Anas itu ditampilkan dan dibesarkan betul Partai Demokrat. Itu fakta sejarah. Saya enggak tahu dia kenapa bisa berubah seperti sekarang, saya tidak paham," katanya.
Saat ditanya soal kemungkinan Anas kembali menyeret nama SBY dalam perkara Hambalang, Marzuki mengaku tak terlalu yakin. "Kalau dia nyanyi kan berarti dia pemain juga. Saya yakin dia bukan pemain, hanya kalau terseret saya yakin, iya," ujar Marzuki.
Anas ditahan
Anas ditahan KPK pada Jumat (10/1/2014) lalu, dalam perkara kasus korupsi proyek Hambalang dan proyek lain. Ia ditahan setelah diperiksa selama 4 jam oleh penyidik KPK. Usai diperiksa, Anas langsung ditahan. Saat keluar dari gedung KPK dengan menggunakan rompi tahanan, Anas sempat mengucapkan terima kasih kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang juga Ketua Umum DPP Partai Demokrat.
"Terima kasih kepada Pak SBY. Mudah-mudahan peristiwa ini mempunyai arti dan makna, dan menjadi hadiah tahun baru 2014," kata Anas di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (10/1/2014).
Anas juga mengucapkan terima kasih kepada Ketua KPK Abraham Samad yang menandatangani surat penahanannya serta penyidik KPK, Endang Tarsa dan Bambang Sukoco, yang memeriksanya.
Terkait proyek Hambalang, KPK tak hanya menetapkan Anas sebagai tersangka. KPK juga menetapkan empat orang lainnya sebagai tersangka, tetapi dengan sangkaan berbeda, yakni melakukan penyalahgunaan kewenangan terkait proyek Hambalang. Keempat orang itu adalah mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, mantan Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kemenpora Deddy Kusdinar, Direktur PT Dutasari Citralaras Mahfud Suroso, dan mantan petinggi PT Adhi Karya Teuku Bagus Muhammad Noor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.