Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Curhat" Hamdi Muluk Mundur dari Komite Audit Survei Konvensi Demokrat

Kompas.com - 13/01/2014, 07:51 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat terus melalui jalan terjal. Setelah dicibir karena dianggap tak transparan, kini internal komite mulai rontok.

Pakar psikologi dari Universitas Indonesia (UI), Hamdi Muluk, mengundurkan diri dari anggota Komite Audit Survei Konvensi Demokrat. Hamdi menjelaskan, pada awalnya, ia diminta komite untuk masuk menjadi anggota komite untuk mengaudit survei dalam Konvensi Demokrat.

Ia mengaku tertarik dan memutuskan menerima tawaran setelah diyakinkan oleh beberapa anggota komite dari eksternal Partai Demokrat, salah satunya adalah Effendi Ghazali, yang tak lain sahabat sesama akademisi UI.

"Waktu itu mereka meyakinkan saya. Katanya konvensi ini bagus, bisa mengurangi oligarki politik, saya suka, dan akhirnya menerima," kata Hamdi, saat dihubungi dari Jakarta, Minggu (12/1/2014) malam.

Akan tetapi, ketertarikannya pada konvensi terus-menerus tergerus dan anjlok. Penyebabnya adalah karena komite yang dianggapnya tak serius menyusun dan menggarap pelaksanaan konvensi.

Pada medio Oktober-November 2013, ada sekitar 4-5 undangan rapat bersama komite. Agendanya adalah untuk menyelaraskan kerja tim audit dengan aturan main dalam konvensi. Namun, rapat itu tak pernah sekalipun berjalan efektif dan selalu molor dari waktu yang dijadwalkan.

Selain waktu rapat yang selalu molor, guru besar psikologi UI ini juga tak suka dengan gaya kerja komite, dan cara mengundang rapat yang dinilainya terlalu mepet. Beberapa anggota komite, ia katakan, datang dan pergi sesuka hati, padahal pada waktu yang sama ada agenda rapat bersama tim audit yang beranggotakan Tamrin Amal Tamagola, Andrinof Chaniago, dan Al Muktabar.

"Diminta datang ke Wisma Kodel, katanya rapat, jangan sampai telat. Tapi, ternyata ruangan kosong. Undangan rapat jam 4 sore, tapi mulainya selalu setelah makan malam," ujarnya.

Dengan pola kerja yang seperti itu, kata Hamdi, dia menjadi tak dapat bekerja optimal. Aturan main untuk tim audit tak pernah dibuat dan surat pengangkatan yang resmi juga tak pernah ia terima. Komunikasi selalu dijalin lewat SMS, termasuk ajakan komite kepada Hamdi untuk menjadi tim audit.

"Harusnya kan jelas dibicarakan apa yang saya kerjakan, hak dan kewajiban dan lainnya. Ini kan enggak, yang ada hanya ha-ha he-he saja," ungkapnya.

Buntutnya, pada pekan kedua Desember 2013, Hamdi memutuskan mengundurkan diri sebagai anggota tim audit. Pengunduran diri itu ia sampaikan melalui SMS kepada Sekretariat Konvensi selaku pihak yang mengundangnya.

"Saya kirim SMS, saya bilang enggak bisa kerja optimal dengan gaya bekerja seperti ini. Saya juga bilang maaf mengundurkan diri pakai SMS karena kalau pakai tertulis kan lucu juga soalnya pengangkatan dilakukan lewat SMS. Saya menganggap komite enggak serius," tandasnya.

Sebagai informasi, komite audit dibentuk untuk menjaga kredibilitas hasil survei kandidat konvensi yang dilakukan tiga lembaga survei. Ada empat tugas pokok dan fungsi tim audit, yakni membuat panduan untuk tiga lembaga survei, memastikan survei yang dilakukan memenuhi kaidah ilmiah dan etika yang telah dirumuskan komite audit, mengontrol pelaksanaan survei, dan memastikan semuanya berjalan sesuai aturan.

Saat ini, konvensi mulai memasuki babak-babak panas. Setelah 11 kandidat bertemu dengan media, selanjutnya akan digelar debat antarkandidat sebelum akhirnya dilakukan survei tersebut. Pemenang dari konvensi akan menjadi calon presiden Partai Demokrat periode 2014-2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

Nasional
Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Nasional
Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Nasional
KPK Cek Langsung RSUD Sidoarjo Barat, Gus Muhdlor Sudah Jalani Rawat Jalan

KPK Cek Langsung RSUD Sidoarjo Barat, Gus Muhdlor Sudah Jalani Rawat Jalan

Nasional
Bertemu Presiden PKS, Surya Paloh Akui Diskusikan Langkah Politik di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Bertemu Presiden PKS, Surya Paloh Akui Diskusikan Langkah Politik di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Respons Jokowi dan Gibran Usai Disebut PDI-P Bukan Kader Lagi

Respons Jokowi dan Gibran Usai Disebut PDI-P Bukan Kader Lagi

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Doakan Timnas Indonesia U-23 Kalahkan Korsel

Wapres Ma'ruf Amin Doakan Timnas Indonesia U-23 Kalahkan Korsel

Nasional
Soal Ahmad Ali Bertemu Prabowo, Surya Paloh: Bisa Saja Masalah Pilkada

Soal Ahmad Ali Bertemu Prabowo, Surya Paloh: Bisa Saja Masalah Pilkada

Nasional
Prabowo Sangat Terkesan Anies-Muhaimin Hadiri Penetapan Hasil Pilpres 2024

Prabowo Sangat Terkesan Anies-Muhaimin Hadiri Penetapan Hasil Pilpres 2024

Nasional
Prabowo: Saya Enggak Tahu Ilmu Gus Imin Apa, Kita Bersaing Ketat…

Prabowo: Saya Enggak Tahu Ilmu Gus Imin Apa, Kita Bersaing Ketat…

Nasional
Prabowo: PKB Ingin Terus Kerja Sama, Mengabdi demi Kepentingan Rakyat

Prabowo: PKB Ingin Terus Kerja Sama, Mengabdi demi Kepentingan Rakyat

Nasional
Jokowi: UU Kesehatan Direvisi untuk Permudah Dokter Masuk Spesialis

Jokowi: UU Kesehatan Direvisi untuk Permudah Dokter Masuk Spesialis

Nasional
Cak Imin Titipkan Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Harap Kerja Sama Berlanjut

Cak Imin Titipkan Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Harap Kerja Sama Berlanjut

Nasional
Gibran Cium Tangan Ma'ruf Amin Saat Bertemu di Rumah Dinas Wapres

Gibran Cium Tangan Ma'ruf Amin Saat Bertemu di Rumah Dinas Wapres

Nasional
KPK Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli di Rutan

KPK Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli di Rutan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com