Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Rajasa" Banggakan Prestasi Pemerintahan SBY

Kompas.com - 12/01/2014, 12:57 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Rajasa atau Relawan Hatta Rajasa membanggakan pencapaian Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di berbagai bidang. Rajasa menolak langkah pihak-pihak tertentu yang hendak mengubur pencapaian pemerintah untuk kepentingan Pemilu 2014.

Hal itu disampaikan saat deklarasi Rajasa atau wadah pendukung Hatta sebagai bakal calon presiden periode 2014-2019 di Jakarta, Minggu (12/1/2014). Deklarasi itu dihadiri para elite Partai Amanat Nasional dan ribuan anggota Rajasa.

Calon anggota legislatif DPR dari PAN Desy Ratnasari selaku deklarator Rajasa mengatakan, Presiden SBY berhasil memajukan ekonomi, menciptakan stabilitas politik dan keamanan. Di mata dunia, kata dia, Indonesia dikenal sebagai negara demokratis.

Di bidang ekonomi, Rajasa membanggakan pertumbuhan ekonomi di atas enam persen. Pembangunan infrastruktur,modernisasi pasar rakyat, bandara, pelabuhan, terminal, jembatan, transporatasi massal, jalan umum diklaim meningkat.

Di tataran ekonomi global, Rajasa membanggakan Indonesia menjadi negara satu-satunya di ASEAN yang duduk di G20. Seperti diketahui, Hatta Rajasa kini menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang Perkonomian dalam Kabinet Presiden SBY.

Di bidang hukum, Desy menyebut pemberantasan korupsi semakin gencar tanpa pandang bulu. Koruptor, kata dia, kini tidak lagi bebas menggarong uang rakyat. Koruptor yang tertangkap  diadili dan mulai dihukum berat.

"Keberhasilan pembangunan masih lebih banyak dibanding kegagalan. Kita hargai secara rasional dan obyektif agar kita tidak mudah jatuh pada penilaian yang bersifat opini dan persepsi semata," kata Desy.

Meski demikian, lanjut Desy, dengan keberhasilan itu, pemimpin nasional malah menghadapi tantangan dari dalam negeri. Berbagai kelompok mengaburkan informasi pencapaian pemerintah untuk kepentingan politik semata. Hal itu diyakini akan terus dilakukan hingga pemilu.

Akan banyak distorsi opini atas capaian objektif demi pengaruhi pilihan politik agar keberhasilan ini terkubur dan terlupakan. Siapa yg membantah kita kita menikmati kemajuan ekonomi? Namun, memang kita harus memperkecil kesenjangan sosial agar kemakmuran kita bisa nikmati secara merata, kata dia.

"Apakah hasil-hasil yang sudah kita capai ini rela dihancurkan oleh pihak lain? Apakah kita ingin mulai dari nol demi kepentingan politik semata? Apakah kita rela ada yang sabotase demi kepentingan politik sendiri?" teriak Desy disambut teriakan "tidak".

Seperti diberitakan, SBY dan para politisi Demokrat juga kerap menyampaikan hal senada. Namun, pujian itu bertolakbelakang dengan penilaian masyarakat berdasarkan hasil survei beberapa lembaga survei. Tingkat kepuasan publik kini terus turun.

Contohnya, hasil survei Pol-Tracking Institute yang dirilis medio Oktober 2013. Hasilnya, sebanyak 51,5 persen responden menyatakan tidak puas terhadap kinerja pemerintahan SBY-Boediono. Kinerja di bidang ekonomi yang paling banyak dikeluhkan publik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com