Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukungan Demokrat Turun akibat Korupsi dan Kinerja Pemerintah

Kompas.com - 11/01/2014, 14:33 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Elektabilitas Partai Demokrat pada Pemilu 2014 mendatang diprediksi turun. Sulit bagi Demokrat untuk dapat memperoleh dukungan seperti pada Pemilu 2009 lalu.

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indo Barometer, M Qodari, mengatakan, saat Pemilu 2009 lalu, masyarakat menaruh harapan tinggi terhadap Demokrat untuk memberantas persoalan korupsi.

Terlebih jargon kampanye Demokrat yang saat itu mengatakan "Katakan Tidak Pada Korupsi" sehingga banyak masyarakat yang menjatuhkan pilihannya kepada partai tersebut.

"Menurut survei, saat itu Partai Demokrat menjadi partai konsisten pada pemberantasan korupsi, kedua PKS," kata Qodary saat diskusi bertajuk "Kado Anas Bikin Panas", di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (11/1/2014).

Kini, ia mengatakan, jargon politik tersebut menjadi bumerang bagi Partai Demokrat. Seperti diketahui, jargon tersebut diucapkan oleh lima politisi Demokrat yaitu Andi Mallarangeng, Anas Urbaningrum, Angelina Sondakh, Edhie Baskoro Yudhoyono, dan Susilo Bambang Yudhoyono.

Kini, dari kelima orang tersebut, tiga di antaranya justru tengah terbelit kasus korupsi. Qodari menambahkan, faktor kedua yang menyebabkan elektabilitas Demokrat turun yakni akibat kinerja pemerintah yang kurang baik selama masa periode Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II.

"Kalau surveinya Indo Baromter, saat ini banyak yang tidak puas terhadap kinerja pemerintahan. Itu di luar skenario Partai Demokrat saya kira," katanya.

Sementara itu, juru bicara Demokrat, Ruhut Sitompul, tak setuju dengan pernyataan Qodari. Menurutnya, anjloknya elektabilitas Demokrat lebih disebabkan karena persoalan hukum yang menjerat mantan ketua umumnya, Anas Urbaningrum.

Selain itu, Ruhut mengklaim, di bawah kepemimpinan SBY banyak keberhasilan yang telah diraih Indonesia. Bahkan, ia mengatakan, terealisasinya program BPJS dan turunnya harga Elpiji tidak terlepas dari peran partai berlambang Mercy tersebut.

"Aku heran SBY dibilang gagal. Dua negara tidak terganggu krisis ekonomi, China dan nomor dua Indonesia," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com