Indikator yang dibeberkannya adalah posisi Indonesia yang merupakan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, dengan mayoritas penduduk muslim dan berasaskan pluralisme, serta satu-satunya negara ASEAN yang menjadi anggota G-20. "Kondisi politik kita penuh harapan. Saya percaya akan ada rekonsiliasi dan konsolidasi ideologi," kata Gita saat berkunjung ke redaksi Kompas.com, di Jakarta, Kamis (9/1/2014).
Faktor yang paling menentukan, kata Gita, adalah figur pemimpin yang akan mengantar Indonesia menuju posisi lebih terhormat di dunia. "Kalau ini terjadi (dipimpin pemimpin yang tepat) maka kita akan melesat," pungkasnya.
Untuk diketahui, Gita menyampaikan hal itu karena berambisi menjadi presiden. Gita mengaku optimistis memenangi Konvensi Demokrat dan terpilih sebagai Presiden RI periode 2014-2019. Menurutnya, selama menjadi kandidat Konvensi Demokrat, ia dan timnya terus memonitor tingkat dukungan publik untuk dirinya. Hasil kampanye selama ini, kata dia, popularitasnya naik, dan masyarakat yang percaya kepadanya di media sosial seperti Twitter atau Facebook juga meningkat tajam.
Gita membanggakan jumlah fans di akun Facebook-nya yang menembus angka 1 juta pengikut. Atas semua itu, ia tak terlalu menggubris hasil survei yang dibeberkan banyak lembaga bahwa elektabilitasnya masih sangat rendah. Baginya, survei dapat bergerak dinamis, dan bukan merupakan tolok ukur utama yang menentukan dalam sebuah pemilu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.