Panda mengatakan, perbincangannya dengan Megawati itu terjadi menjelang Kongres PDI Perjuangan tahun 2010. Menurut Panda, sikap Mega itu tidak berubah sampai sekarang. Dengan demikian, ia mengatakan, munculnya wacana Mega-Jokowi merupakan isu yang menyesatkan.
Ketua DPD PDI Perjuangan Sumatera Utara itu mengatakan, Mega akan menunjuk kader PDI Perjuangan untuk maju sebagai capres. Mengenai waktu pendeklarasian, kata dia, sepenuhnya merupakan kewenangan Mega.
"Saya pikir Ibu Mega arif. Dia punya timing. Dia punya feeling. Dia tahu betul karakter partai," kata Panda.
Sebelumnya, dalam wawancara dengan Kompas, Mega mengatakan berhitung betul tentang bagaimana berkompetisi dan mengajukan calon pemimpin yang diusung partainya. Baginya, kalkulasi tidak hanya melulu bagi kepentingan partai, tetapi lebih untuk kepentingan bangsa yang lebih besar.
Meski mendapat hak prerogatif dari Kongres III PDI-P untuk menentukan calon presiden yang diusung partainya, Megawati belum bersedia membuka sosok yang dipilihnya. Bahkan, ia sendiri mengaku belum tahu apa akan maju lagi dalam pemilihan umum presiden kali ini.
”Kita mesti lihat, kita mesti ukur. Saya melihat siapa-siapa saja (yang potensial). Saya tidak mau memilih kucing dalam karung,” katanya.
Ia juga pernah meminta publik untuk sabar menunggu hingga pemilu legislatif. Saat itu, PDI Perjuangan akan mengumumkan siapa capres yang akan diusungnya. Sementara itu, sejumlah hasil survei menempatkan kader PDI Perjuangan, Joko Widodo, sebagai kandidat capres dengan elektabilitas tertinggi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.