Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei "Kompas": Mayoritas Pendukung Megawati-Prabowo Beralih ke Jokowi

Kompas.com - 08/01/2014, 18:57 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Dua kandidat calon presiden, yaitu Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, mengalami penurunan tingkat dukungan dalam survei yang dilakukan Litbang Kompas pada Desember 2013. Pendukung kedua tokoh ini ternyata sebagian besar beralih ke Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo.

Di dalam survei ketiga Litbang Kompas, tingkat dukungan terhadap Megawati tersisa 6,1 persen. Padahal, dalam survei Litbang Kompas bulan Juni 2013, tingkat elektabilitas Megawati masih mencapai 8 persen.

Peneliti Litbang Kompas, Bestian Nainggolan, menjelaskan, loyalis Megawati hanya tersisa 31 persen. Mereka adalah responden yang memilih Megawati ketika survei pertama hingga ketiga. Sebanyak 69 persen pendukung Megawati telah melarikan dukungannya kepada kandidat lain.

KOMPAS/JITET/DICKY/RIANTO Tren peningkatan perolehan dukungan suara responden survei Kompas untuk Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo bila berlaga di Pemilu Presiden 2014

“Persentase terbesar, pendukung Megawati beralih kepada Jokowi (46 persen dari seluruh pendukung Megawati yang pindah dukungan). Yang penting masih satu partai,” ujar Bestian dalam pemaparannya di Kompas TV, Jakarta, Rabu (8/1/2014).

Menurut Bestian, sebagian kecil pendukung Megawati mengalihkan dukungannya kepada tokoh lain, yakni Prabowo, Aburizal Bakrie, dan Jusuf Kalla. Ada pula pendukung Megawati yang menjadi bimbang dalam memilih.

Adapun Prabowo, dalam survei Kompas, tingkat elektabilitasnya juga menurun. Jika dalam dua survei Litbang Kompas sebelumnya Prabowo selalu menempel Jokowi, kini suara Prabowo justru melorot.

Pada survei pertama Desember 2012, dukungan untuk Prabowo berada pada posisi terdekat dengan Jokowi. Saat Jokowi meraup dukungan 17,7 persen, Prabowo mengumpulkan 13,3 persen dukungan dari 1.400 responden di 33 provinsi. Pada survei Litbang Kompas Desember 2013, suara Prabowo anjlok di angka 11,1 persen.

Sama seperti Megawati, sebagian besar pendukung Prabowo juga mengalihkan dukungannya kepada Megawati. “Prabowo kini hanya memiliki 43 persen pemilih loyal. Sebanyak 36 persen lari ke Jokowi,” ujar Bestian.

Dia menjelaskan, banyaknya limpahan suara yang didapat Jokowi dari kandidat lain dikarenakan produksi isu yang dilakukan mantan Wali Kota Surakarta itu. “Produksi isunya Jokowi pun diikuti dan dicermati pemberitaan media massa dan menyebar ke seluruh Indonesia. Sementara calon-calon yang lain belum ke tahapan itu, mereka menawarkan konsepnya dulu,” kata Bestian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Nasional
Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Nasional
Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com