JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrat khawatir kenaikan harga gas elpiji nonsubsidi 12 kilogram (kg) yang mencapai 68 persen dapat membuat harga kebutuhan pokok melonjak. Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), menegaskan, Partai Demokrat tak setuju PT Pertamina (Persero) menaikkan harga gas elpiji 12 kg dan menolak kenaikan harga tersebut.
"Apalagi kenaikan harga lebih dari 60 persen akan menimbulkan inflasi, ataupun kenaikan harga yang akhirnya akan membebani rakyat kita," kata Ibas dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (4/1/2014).
Ibas berkaca pada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada Juni 2013 yang memicu lonjakan harga kebutuhan pokok. Walau Ibas mengklaim, pemerintah telah dapat melakukan stabilisasi harga. "Kondisi seperti ini jangan sampai terulang lagi dan jangan ada kebijakan apapun yang justru bisa memicu kenaikan harga kebutuhan pokok," tambah Ibas.
Karena itu, ia meminta pemerintah segera ambil tindakan atas kenaikan harga gas elpiji 12 kg.
Mulai 1 Januari 2014, Pertamina menaikkan harga elpiji nonsubsidi tabung 12 kg sebesar 68 persen. Dengan kenaikan Rp 3.959 per kg, maka harga elpiji 12 Kg menjadi Rp 117.708 per tabung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.