Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Ali Masykur Musa yang pernah menjadi rekan anggota DPR RI, juga menyebut Joyokusumo sebagai figur yang santun dan religius.
"Selama 10 tahun berkawan dengan almarhum sesama menjadi Anggota DPR RI, almarhum adalah pribadi yang santun dan menghormati terhadap sesama kawan, bahkan terhadap lawan politik parpol lain. Almarhum kalau bicara halus dan menunjukkan pribadi yang bijak," ujar ujar Ali Masykur Musa yang akrab dipanggil Cak Ali.
"Dalam beberapa kesempatan pembicaraan selalu di sisipkan masalah spiritual agar hidup itu penuh keseimbangan antara urusan dunia dan akherat," tambah Cak Ali.
Menurut Cak Ali, dalam waktu 1 bulan yang lalu saat menjenguk Gusti Joyo, meski fisiknya kelihatan lelah, namun ketika berbicara masalah agama, almarhum terlihat semangat.
Bagi keluarga NU, kata dia, Gusti Joyo dinilai sebagai wakil Keraton Yogyakarta yang memperhatikan masalah agama. Ritual Sema'an Al-Qur'an dalam jamaah Jantiko sebagai warisan dari Gus Mik selalu di pertahankan sampai sekarang. Begitu juga ritual Tahlilan dan Yasinan di Keraton.
"Itulah figur Gusti Joyo, santun dan relegius yang memperhatikan masalah agama," ujar Cak Ali.
Cak Ali, sebagai Ketua Umum ISNU berharap agar ada wakil dari Keraton Yogja yang dapat meneruskan peranan almarhum dalam membina kehidupan beragama, karena Keraton juga mempunyai sebutan Sayyidin Panotogomo (Panutan yang Mengatur Kehidupan beragama).
"Sungguh, masyarakat Yogja dan Keluarga Besar NU merasa kehilangan atas wafatnya Gusti Joyo, dengan doa semoga khusnul khotimah, dan berharap agar segera ada yang menggantikan peranan Almarhum dalam kehidupan beragama. Selamat jalan Gusti Joyo," lanjut Cak Ali.
Joyokusumo meninggal dunia di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, Selasa (31/12/2013) pukul 16.58 WIB setelah terkena komplikasi penyakit diabetes, jantung, dan ginjal. Jenazah disemayamkan terlebih dahulu di rumah GKR Hemas di Kuningan sebelum diberangkatkan untuk dimakamkan di Yogyakarta siang tadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.