Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zaman Basuki Dipalak, MA Memang Sarang Mafia Peradilan

Kompas.com - 30/12/2013, 22:02 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pernyataan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama yang mengaku dipalak oknum pegawai Mahkamah Agung terkait gugatan sengketa Pilkada Bangka Belitung pada tahun 2007 sangat mungkin terjadi.

Pengamat hukum tata negara, Erwin Natosmal Oemar mengatakan saat MA masih menangani sengketa pilkada, MA dianggap tidak netral karena menjadi sarang mafia peradilan. Itulah sebabnya, kata Erwin, persoalan sengketa pilkada kini ditangani oleh Mahkamah Konstitusi.

"Tapi sayangnya sekarang MK juga mulai terviruskan seperti MA," katanya di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Jakarta, Senin (30/12/2013).

Pada awal reformasi, ia mengatakan MK memperoleh citra yang positif di mata masyarakat karena kredibilitasnya dalam mengeluarkan putusan-putusan. Seluruh sengketa pilkada diserahkan kepada lembaga kehakiman itu.

"Sejak Akil ditangkap, kepercayaan itu sirna," katanya. Untuk itulah, ia berharap MK tidak seperti MA saat masih menangani sengketa pilkada.

Para hakim konstitusi, kata Erwin, harus dijauhkan dari orang-orang partai politik sehingga bisa membuat putusan-putusan yang independen sekaligus mendapatkan kembali kepercayaan dari masyarakat.

Seperti diberitakan sebelumnya, Basuki bercerita kalau dirinya diminta oleh "preman berdasi" dari MA sekitar Rp 5 miliar agar gugatan sengketa pilkadanya dimenangkan. Saat itu, Basuki tengah mengajukan gugatan ke MA setelah kalah dalam pemilihan Gubernur Bangka Belitung.

Namun, tawaran itu ditolak Basuki yang kala itu dicalonkan Partai Indonesia Baru. Ia mengaku geram melihat kelakuan oknum MA itu. Ia pun menilai segala bentuk premanisme, termasuk di berbagai kemeterian dan lembaga harus dibumihanguskan.

Atas dasar itulah ia mengaku salut kepada Komisi Pemberantasan Korupsi yang berhasil menangkap aksi premanisme di MK dengan menangkap ketuanya, Akil Mochtar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com