JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berduka atas kecelakaan antara kereta komuter dan truk tangki bermuatan bensin milik Pertamina di Bintaro, Jakarta Selatan, Senin. Enam orang meninggal dan puluhan lainnya luka-luka akibat kecelakaan itu.
"Semoga keluarga korban diberi ketabahan," kata Presiden melalui akun Twitter @SBYudhoyono.
Presiden mengaku sudah menghubungi Menteri Perhubungan EE Mangindaan untuk membantu semua korban. Beban keluarga korban, kata SBY, harus diringankan.
"Saya masih menunggu investigasi dari KNKT. Ini akan jadi pembelajaran bagi kita untuk menghindari kejadian yang sama agar tidak terulang kembali," kata SBY.
Seperti diberitakan, pihak PT KAI menyebut kecelakaan itu akibat kesalahan pengemudi truk yang tidak mematuhi peraturan. Sopir disebut tak menghiraukan bunyi tanda peringatan di pelintasan Pondok Betung.
Palang pintu, menurut pihak KAI, sudah bergerak turun. Namun, karena palang pintu bergerak lambat, kemungkinan truk itu menerobos sehingga badan truk tertabrak kereta yang berjalan dengan kecepatan sekitar 70 kilometer per jam.
PT Kereta Commuter Jabodetabek (KCJ) menanggung asuransi korban tewas dan korban luka-luka. Untuk korban tewas, santunan sebesar Rp 25 juta akan diberikan oleh PT Jasa Raharja dan Rp 40 juta oleh PT Jasa Raharja Putera.
Adapun korban luka akan mendapatkan santunan maksimal Rp 10 juta dari PT Jasa Raharja dan maksimal Rp 30 juta dari PT Jasa Raharja Putera.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.