JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali mengeluhkan dampak dari pemberantasan korupsi. Hingga saat ini, kata Presiden, masih banyak pejabat pemerintahan yang ragu dalam mengimplementasikan program lantaran takut disangka korupsi.
"Fenomena lain munculnya keraguan pejabat pemerintahan untuk mengambil keputusan dan merealisasikan anggaran karena takut disalahkan," kata Presiden saat berpidato dalam acara Puncak Peringatan Hari Anti Korupsi dan Hari HAM se-Dunia di Istana Negara, Jakarta, Senin (9/12/2013).
Acara tersebut dihadiri jajaran kabinet, pimpinan lembaga negara, pimpinan lembaga penegak hukum, para kepala daerah, dan pejabat lain.
Presiden mengatakan, saat dirinya berkunjung ke daerah, para kepala daerah, baik gubernur, walikota/bupati kerap mengeluhkan pemeriksaan oleh aparat penegak hukum dengan sangkaan korupsi. Hal itu, kata Presiden, membuat kepala daerah tidak bisa bekerja dengan baik, bahkan ada yang tidak mau bekerja.
Kegamangan mereka dalam mengelola anggaran, kata Presiden, membuat pencairan anggaran untuk pembangunan sering terhambat. Akhirnya, penyerapan APBN dan APBD tidak sesuai target.
"Ini yang saya terima masukan dari daerah. Oleh karena itu, saya menginstruksikan ke semua, penegakan hukum dan pemberantasan korupsi itu harga mati. Tapi pilihlah cara-cara yang tepat agar pemerintahaan masih bisa bekerja," kata Presiden.
"Bayangkan kalau provinsi dan kabupaten tidak bisa bekerja, bayangkan ada lembaga negara tidak bisa bekerja, bayangkan BUMN tidak bisa bekerja karena cara-cara pemeriksaan sedemikian rupa sehingga membuat kemandekan dari organisasi itu," tambah Presiden.
Presiden mengatakan, dirinya memang bertugas menjadikan negara lebih bersih dengan pemberantasan korupsi. Namun, tambahnya, ada pula tugas untuk memastikan pemerintahan tetap berjalan.
"Karena itu untuk rakyat kita juga, mereka ingin ekonominya tumbuh, kesejahteraannya meningkat, negaranya aman," kata Presiden.
Menjawab pernyataan SBY itu, Ketua KPK Abraham Samad seusai acara berkomentar singkat.
"Pidato kita senafas. Pemdanya saja ketakutan. Kalau Pemdanya yang bersih, tidak perlu takut. Tapi kalau Pemdanya kotor, korup pastilah dia takut," kata Abraham.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.