Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fadli Sadama Diduga Dalang Kerusuhan Lapas Tanjung Gusta

Kompas.com - 04/12/2013, 15:49 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap sejumlah petugas keamanan lapas dan narapidana lain yang turut kabur, terpidana teroris Fadli Sadama diduga kuat menjadi dalang kerusuhan yang terjadi di dalam Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta, Medan, 8 Juli 2013 lalu. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri, Brigjen (Pol) Boy Rafli Amar mengatakan, Fadli Sadama memiliki latar belakang yang kuat dalam menyebarkan teror. Oleh karena itu, tak sulit bagi Fadli untuk memprovokasi para napi lain untuk melakukan tindakan anarkistis yang berujung kerusuhan.

"Kejahatan ini sifatnya adalah kejahatan organize crime. Memang dialah yang menjadi salah satu yang memelopori terjadinya peristiwa tersebut termasuk melakukan penghasutan terhadap napi lain," kata Boy di Mabes Polri, Rabu (4/12/2013).

kompas.com/dani prabowo Terpidana kasus terorisme yang melarikan diri dari LP Tanjung Gusta Medan, Fadli Sadama.

Diduga, Boy menambahkan, Fadli memanfaatkan momentum aksi pemutusan hubungan aliran listrik yang dilakukan PLN Medan, kurangnya pasokan air, serta kebijakan pemberian grasi bagi narapidana oleh presiden saat itu. Boy menjelaskan, Fadli sempat menetap di sejumlah tempat sebelum pada akhirnya ditangkap pihak Polisi Diraja Malaysia di Kuala Lumpur, Malaysia pada 20 November 2013.

Mula-mula, ia pergi ke kawasan kebun kelapa sawit yang terletak di kawasan Matudung. Di sana, ia dijemput oleh saudaranya untuk kemudian menginap selama dua minggu di rumah saudaranya di Medan.

"Setelah itu pindah ke rumah temannya selama satu minggu. Kemudian kembali ke rumah saudaranya selama dua minggu," katanya.

Setelah itu, Fadli melarikan diri ke Aceh selama satu bulan, sebelum pada akhirnya ia kembali ke Medan untuk kemudian melarikan diri ke Malaysia. Ia bertolak ke Malaysia menggunakan perahu nelayan dari Pelabuhan Tanjung Balai menuju Pelabuhan Kuala Selangor, Malaysia. Di negeri jiran tersebut Fadli menetap di kawasan Jinjang Selatan.

"Untuk biaya melarikan diri diperoleh dari hasil penjualan narkoba," katanya.

Sampai saat ini, petugas masih terus mendalami peran Fadli dalam peristiwa kaburnya ratusan napi Lapas Tanjung Gusta beberapa waktu lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

Nasional
'Groundbreaking' IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

"Groundbreaking" IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

Nasional
Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Nasional
Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Nasional
PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com