Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rhoma Lirik Jokowi, PDI-P Ingatkan Serangan SARA Pilkada Jakarta

Kompas.com - 03/12/2013, 18:30 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menanggapi dingin keinginan pedangdut Rhoma Irama untuk berduet dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden 2014 mendatang. Partai ini pun mengingatkan aksi Rhoma yang sempat menyerang Jokowi dengan isu SARA dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta.

"Yang kami pahami, pemimpin itu kan betul-betul yang harus pahami prinsip kebangsaan, sistem kesejahteraan, keadilan, dan ketuhanan di masa lalu. Sementara ini, kami ingat pada pilgub masa lalu ada pernyataan Rhoma Irama kepada Jokowi," ujar Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristyanto saat dihubungi Selasa (3/12/2013).

Pada Pilkada DKI Jakarta 2012, Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) maju sebagai calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Ketika itu, pasangan ini mendapat serangan politik dari Rhoma Irama dengan membawa isu SARA dan meminta warga Ibu Kota tak memilih Jokowi-Ahok. Rhoma pun sampai diadukan ke panitia pengawas pemilu, tetapi diputus tak bersalah. Tetapi, sebelum diputuskan, Rhoma menggelar jumpa pers dan membantah melakukan kampanye SARA sambil menangis.

Dengan kenangan masa lalu itu, Hasto pun menyangsikan kapasitas Rhoma sebagai pemimpin. "Ini fenomena mendadak presiden. Presiden bukan dilihat dari kepemimpinan, tapi dari hasil simulasi dari calon-calon yang dipersepsikan memiliki elektabilitas yang tinggi. Ini mereduksi pemahaman kita tentang pemimpin bangsa," ujarnya.

Hasto mengatakan, partainya tidak akan mempertimbangkan menduetkan Jokowi dengan Rhoma. Menurutnya, pertimbangan koalisi lebih dititikberatkan pada platform partai politik, bukan atas individu. Hasto menduga Rhoma tengah berstrategi dengan menggunakan nama Jokowi.

"Dengan gaya Rhoma ini, seolah ukuran pemimpin nasional adalah elektabilitas sehingga dia berusaha merangkul mereka yang punya efek elektoral, sah-sah saja," ucap Hasto.

Seperti diberitakan, Rhoma Irama yang ingin mencalonkan diri sebagai presiden pada Pemilihan Presiden 2014 mengklaim ideal jika berpasangan dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai capres dan cawapres.

Menurut Rhoma, ia dan Jokowi sama-sama merakyat. "Dalam politik tidak ada yang tidak mungkin. Kalau Rhoma pasangan sama Jokowi sangat mungkin. Ini bisa jadi pasangan ideal. Saya rasa seperti itu," ujar Rhoma.

Kesamaan dirinya dan Jokowi, kata Rhoma, karena latar belakang dirinya sebagai penyanyi dangdut yang dianggap milik rakyat. "Saya lihat Beliau (Jokowi) orang yang merakyat. Lalu, dangdut itu juga kan segmennya rakyat dan punya rakyat," ujar Rhoma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com