Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Medsos, Parpol Harus Belajar dari Gita Wirjawan

Kompas.com - 02/12/2013, 18:07 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Di media sosial Twitter, nama Gita Wirjawan mengungguli para peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat lainnya, termasuk Dahlan Iskan dan Marzuki Alie. Gita dinilai menggunakan strategi buzzer yang baik sehingga memiliki pengaruh dalam mendongkrak popularitasnya.

"Jadi partai politik bisa belajar dari Gita Wirjawan bagaimana meningkatkan popularitas di social media," ujar CEO Katapedia Indonesia, Deddy Rahman, dalam pemaparan hasil surveinya di Jakarta, Senin (2/12/2013).

Menurut Deddy, Gita memiliki tim media yang bagus karena memiliki buzzer yang kuat dan pendukung yang banyak. Hanya, ia menilai, tim media harus lebih baik dalam penanganan konten dan isu.

Berdasarkan survei Katapedia, popularitas Gita di Twitter mencapai 40,76 persen, Dahlan Iskan 25,26 persen, dan Marzuki Alie 15,77 persen. Berbeda dengan Gita, strategi umum yang dipakai parpol adalah penggunaan buzzer yang belum memiliki pengaruh kuat di media sosial. Buzzer, terangnya, adalah akun pengguna Twitter yang mendorong akun resmi dengan cara membalas atau me-retweet sehingga pembicaraan menjadi lebih ramai.

"Salah satu indikatornya adalah jumlah follower (pengikut di Twitter). Biasanya, semakin banyak jumlah follower semakin berpengaruh," imbuhnya.

Ia mencontohkan beberapa partai politik, seperti Nasdem, Golkar, dan Hanura, yang menggunakan buzzer, tetapi memiliki pengaruh yang lemah. Nasdem, kata Deddy, menggunakan strategi dengan memperbanyak buzzer calon legislatif di daerah-daerah. Namun, para buzzer tersebut memiliki nilai pengaruh yang lemah.

"Jadi tidak ada me-reply atau me-retweet," ucapnya.

Hal serupa, lanjut Deddy, juga menimpa Golkar dan Hanura. Menurut Deddy, Golkar dan Hanura sama-sama mulai menggunakan buzzer, tetapi tidak memiliki pengaruh. Selain itu, dia menilai, kedua parpol itu tidak memiliki strategi kampanye di media sosial yang bagus.

Katapedia melakukan survei terhadap sepuluh parpol di media sosial selama 30 hari dalam kurun waktu 1 November hingga 1 Desember. Deddy mengakui, ia tidak melakukan survei terhadap dua parpol, yaitu Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Bulan Bintang (PBB). Alasannya, ia mengaku kesulitan mengambil data.

Terkait dengan dana riset, Deddy mengaku tidak membutuhkan dana yang besar untuk mengadakan survei di media sosial. "Lagi pula kami bukan lembaga konsultan politik," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Nasional
Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com