Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Mobil Diduga Jadi Modus Akil Mochtar

Kompas.com - 02/12/2013, 07:41 WIB
Khaerudin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Bisnis jual beli mobil diduga menjadi modus bagi mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar untuk menyembunyikan hasil korupsi dan pencucian uang. Setelah menyita 31 mobil, Komisi Pemberantasan Korupsi masih terus memburu aset Akil lainnya.

KPK meyakini masih ada mobil-mobil terkait perkara yang disangkakan kepada Akil yang masih belum disita. Penyidik KPK masih menelusuri informasi yang menyebutkan ada beberapa mobil dan ratusan sepeda motor terkait Akil.

Meski demikian, penyidik KPK masih belum mendeteksi secara persis keberadaan mobil dan motor tersebut.

”Total yang disita pada Kamis dan Jumat malam pekan lalu itu 26 unit mobil. Ditambah lima mobil yang disita sebelumnya, untuk sementara totalnya 31 unit mobil. Masih ada mobil dan motor yang ditengarai terkait dengan kasusnya AM (Akil Mochtar). Namun, masih ditelusuri informasinya,” kata Juru Bicara KPK Johan Budi SP di Jakarta, Minggu (1/12/2013).

Seperti diketahui, hingga Jumat malam pekan lalu, KPK telah menyita 31 unit mobil yang diduga terkait dengan tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang dilakukan Akil.

Dugaan aliran dana Akil Mochtar
Jumlah 31 unit mobil yang disita itu terdiri dari 3 mobil mewah (Toyota Crown Athlete, Audi Q5, dan Mercedes Benz S350) yang disita di rumah Akil beberapa hari setelah penangkapan terhadap dirinya, 1 mobil milik istrinya, Ratu Rita Akil (Toyota Fortuner), 1 Mazda CX9 bernomor polisi BG (Palembang), dan 26 mobil yang disita KPK pada Kamis dan Jumat pekan lalu.

Terkait 26 unit mobil yang disita itu diduga ada hubungannya dengan salah satu saksi kasus suap penanganan perkara sengketa pemilihan kepala daerah di MK, Muchtar Efendy.

Informasi yang dihimpun Kompas, Muchtar diduga merupakan orang yang menjalankan bisnis dengan modal yang diperoleh dari Akil. Salah satu bisnisnya adalah jual beli mobil. Ada juga yang menyebutkan Muchtar sebagai salah satu tangan kanan Akil.

Johan membenarkan, dari 26 unit mobil yang disita itu, salah satunya diambil dari tempat yang mirip showroom mobil di Puncak, Bogor, Jawa Barat.

Menurut Johan, Muchtar sebagai saksi termasuk kooperatif. Saksi lain yang juga kooperatif dalam penelusuran aset dan harta yang diduga dikuasai Akil berasal dari tindak pidana korupsi adalah sopir pribadinya, Daryono.

Bantah kenal Muchtar

Secara terpisah, salah satu pengacara Akil, Tamsil Sjoekoer, membantah informasi yang menyebutkan bahwa Muchtar dimodali Akil dalam berbisnis serta sebagai tangan kanan Akil. Kliennya bahkan membantah mengenal Muchtar.

”Begitu nama itu muncul dan diperiksa sebagai saksi, kami sudah menanyakan ke Pak Akil dan dijawab tidak mengenal,” kata Tamsil.

Tamsil juga menegaskan, sebagian besar mobil yang disita KPK bukan berasal dari kliennya. Akil juga tak memiliki bisnis jual beli mobil.

”Yang jelas begini, mobil-mobil itu disita bukan dari tangan Pak Akil. Kalau yang disita langsung dari tangan Pak Akil itu tiga mobil di rumahnya dan satu mobil istrinya di Pontianak. Itu yang kami tanda tangani berita acaranya,” kata Tamsil. (BIL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com