Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Sergap Kelompok Bersenjata di Papua

Kompas.com - 01/12/2013, 08:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menyergap kelompok bersenjata di kampung Yongsu, Distrik Rafenirara, Kabupaten Jayapura, Papua, Jumat (29/11/2013). Dalam penyergapan itu terjadi baku tembak, tetapi semua anggota kelompok bersenjata dapat melarikan diri. Polisi belum dapat memastikan adanya korban jiwa dari kelompok tersebut.

”Penyergapan itu berdasarkan informasi warga setempat,” kata Wakil Kepala Polda Papua Brigadir Jenderal (Pol) Paulus Waterpauw, Sabtu, di Jayapura. Kelompok bersenjata itu selama ini dilaporkan memeras, mengintimidasi, dan melakukan kekerasan terhadap warga.

Polisi pun menyergap kelompok itu sebagai antisipasi menjelang hari jadi Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang biasanya dirayakan pada 1 Desember. Saat aparat kembali ke kampung itu pada Sabtu pagi, kampung yang dihuni sekitar 64 keluarga tersebut telah sepi.

Warga di kampung itu diduga ikut mengungsi ke kampung lain karena takut. Meski sudah sepi, aparat menemukan bendera bintang kejora (simbol gerakan Papua merdeka) sudah dikibarkan di kantor desa.

Menurut Paulus, baku tembak antara polisi dan kelompok bersenjata pada Jumat siang berlangsung sekitar 10 menit. Anggota kelompok bersenjata sekitar 20 orang kabur. Mereka diduga lari ke hutan.

”Kelompok ini mengklaim memiliki pemimpin yang disebut sebagai Raja Cycloop,” kata Paulus. Nama itu diambil dari nama Pegunungan Cycloop yang terletak di Kabupaten Jayapura. Raja yang dimaksud berinisial AA.

Informasi yang beredar menyebutkan bahwa baku tembak itu menyebabkan salah seorang warga bersenjata tewas. Namun, polisi tidak dapat memastikan hal itu karena belum ada bukti.

Kepala Kepolisian Resor Jayapura Ajun Komisaris Besar Roycke Harry Langie mengatakan, AA merupakan kepala kampung Yongsu. Namun, pada pertengahan tahun ini, AA tidak lagi terpilih karena tidak dapat mempertanggungjawabkan dana operasional dari pemerintah daerah. ”Uang itu diduga untuk membeli sarana-sarana (senjata) yang digunakan kelompok,” katanya.

Dari penyergapan itu, polisi menyita puluhan senjata terdiri dari senjata api, senjata tajam, peluru, bom rakitan, dan alat bor. Polisi juga menyita sebuah bendera bintang kejora dan sepasang pakaian loreng khas militer.

Berdasarkan jenis senjata yang disita, Kapolda Papua Inspektur Jenderal Tito Karnavian menilai kelompok tersebut sangat berbahaya. ”Bom yang mereka pakai mirip milik teroris di Poso, Bima, dan di Jawa Tengah, tetapi lebih mematikan,” katanya.

Peledak yang dikenal sebagai bom lontong itu berupa silinder besi yang di dalamnya diisi bubuk mesiu. Ketika meledak, bom itu memiliki daya bakar, daya getaran, dan mampu melontarkan serpihan besi yang tajam. ”Mereka tak hanya menembak, tetapi mulai memiliki daya menghancurkan,” kata Tito. Ia masih mendalami penyebab kelompok bersenjata dapat memiliki jenis senjata mematikan itu. (DEN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com