"Ini negara gara-gara, pemerintah bilang tidak ada masalah, tenang-tenang saja, banyak kemajuan, tapi kita tidak ngerasain di mana kemajuannya," kata Paloh dalam seminar politik di Kampus FKUI, Salemba, Jakarta, Kamis (28/11/2013).
Paloh menuturkan, saat ini Indonesia sedang dirundung segudang permasalahan, mulai dari masalah intoleransi, kesenjangan ekonomi, hingga melemahnya ketahanan pangan. Ketahanan pangan, kata Paloh, semakin terancam saat para petani tak lagi bangga dengan profesinya. Salah satu penyebabnya adalah lemahnya pemerintah dalam menjamin kesejahteraan para petani dan menjamin subsidi untuk menunjang produktivitas para petani tersebut.
"Semua serba susah, pupuk saja susah. Harusnya petani datang dengan kebanggaan memilih profesi sebagai seorang petani," ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, Indonesia yang dikenal sebagai negara maritim tak mampu mengeksplorasi kekayaan bahari untuk menyejahterakan rakyatnya. Jangankan mengeksplorasi atau mengolah, dalam menjaga kekayaan di lautan saja, dianggap Paloh, pemerintah telah gagal.
"Katanya negara maritim, menjaga saja tidak bisa. Minimal Rp 30 triliun kekayaan laut kita dalam setahun dicuri. Kekayaan energi didominasi asing, berapa kerugian negara kita setiap tahunnya," pungkas Paloh.
Ia melanjutkan, kondisi Indonesia saat ini berbanding jauh dengan era kepemimpinan pada Orde Lama dan Orde Baru. Presiden Soekarno mampu membuat Indonesia sebagai bangsa yang mandiri dan Presiden Soeharto mampu membuat Indonesia dikenal sebagai "macan Asia" dalam bidang ekonomi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.