”Nomor saya sudah bertahun-tahun tidak pernah ganti, mungkin disadap. Saya bersyukur kalau disadap,” ujar Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu ini.
Rasa syukur itu dia ungkapkan di hadapan ratusan orang penyelenggara dan pengawas pemilu seluruh Sumatera yang tengah berkumpul di Batam, Kepulauan Riau, pekan lalu.
Pernyataan itu merupakan upaya awal untuk mencegah orang menawarkan gratifikasi atau hal lain. ”Sengketa pemilu di MK bisa membuka tawaran- tawaran itu. Untung ponsel saya disadap, jadi tak ada yang menawarkan macam-macam,” ujar Jimly.
Kesadaran diawasi dan kemungkinan disadap hanya salah satu faktor pencegah orang tak melakukan kecurangan. Faktor utama tetap pada diri orang tersebut. ”Pegang etika, tak sekadar hukum karena etika lebih luas daripada hukum,” lanjutnya.
Ketidaktaatan pada etika menjadi salah satu penyebab pelanggaran oleh penyelenggara pemilu. ”Dalam 1,5 tahun terakhir, lebih dari 100 orang penyelenggara pemilu diberhentikan karena melanggar aturan dan etika,” kata Jimly. (RAZ)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.