Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pramono Anung Bantah Lakukan Kampanye di Kediri

Kompas.com - 25/11/2013, 20:15 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Pramono Anung membantah melakukan kampanye terselubung di Kediri, Jawa Timur. Pramono menyatakan dia hanya diminta menjadi pembicara dalam acara sosialisasi kependudukan di Kantor Kecamatan Kayen Kidul.

"Saya diundang sebagai pembicara. Bagaimana pun DPR mengurus soal RUU Administrasi dan Kependudukan serta e-KTP. Saya diundang sebagai narsum, tidak ada satu pun soal pencalegan saya," ujar Pramono saat dihubungi Senin (25/11/2013).

Politisi PDI Perjuangan mengakui dia hadir bersama dua orang caleg PDI Perjuangan ke acara itu. Namun, Pramono menyatakan salah satu caleg itu bukan berasal dari daerah pemilihan Kediri. Pramono menjelaskan menjelang tahun politik, pasti ada saja serangan yang diarahkan kepadanya. Tetapi, Pramono mengaku tidak tahu kelompok yang menyerangnya.

"Saya tidak pernah merasa punya lawan politik. Pas diundang ke acara itu pun, santai-santai saja," kata Pramono.

Dia mengaku sejauh ini belum ada panggilan Panitia Pengawas Pemilu (panwaslu). Namun, dia siap memenuhi panggilan panwaslu dan siap memberikan klarifikasinya. "Kalau dipanggil sebagai warga negara saya akan penuhi," imbuhnya.

Seperti diberitakan, beberapa warga Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mendatangi kantor panwaslu setempat, Senin (25/11/2013). Mereka melaporkan dugaan adanya penggunaan fasilitas negara dalam aktivitas kampanye yang dilakukan oleh Pramono Anung Wibowo, calon anggota legislatif (caleg) dari PDI-P untuk DPR.

Caleg yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI itu dilaporkan bersama dua orang caleg lainnya dari partai yang sama untuk DPRD Kabupaten Kediri, yaitu Gusnoto dan Sulkani. Warga yang berjumlah lima orang dan mengatasnamakan komunitas Menuju Kediri Lebih Baik (MKLB) itu ditemui langsung oleh Muji Harjito selaku Ketua Panwaslu Kabupaten Kediri.

Juru bicara MKLB, Khoirul Anam, menuturkan, laporan itu berkaitan dengan keberadaan tiga caleg tersebut dalam kegiatan Sosialisasi Kependudukan di Kantor Kecamatan Kayen Kidul yang digelar oleh Dispendukcapil Kabupaten Kediri pada 20 November lalu.

"Apa yang dilakukan oleh beliau-beliau itu sudah sangat gampang ditebak bahwa itu adalah kampanye terselubung yang menggunakan fasilitas pemerintah," kata Khoirul Anam.

Penggunaan fasilitas negara yang dimaksud, Khoirul Anam menambahkan, adalah keberadaan mereka pada kantor kecamatan yang notabene adalah milik pemerintah. Mereka mempertanyakan kapasitas ketiga caleg tersebut pada kegiatan itu.

Selama ini, Anam menandaskan, Pramono Anung diketahui nyaleg dari Dapil Jatim VI yang meliputi Kota Kediri, Kabupaten Kediri, Tulungagung, Kabupaten Blitar, dan Kota Blitar. Dengan demikian, aktivitasnya di Kediri, menurutnya, perlu dicurigai sebagai bentuk kampanye.

"Pramono Anung itu jelas dapilnya sini. Jadi apa pun kegiatannya di sini, patut diduga itu kampanye. Kalau (kegiatan) berhubungan dengan DPR pusat, kenapa harus dia? Kan ada wakil rakyat yang lain," ungkapnya.

Ia menegaskan, apa yang dilakukannya itu merupakan bentuk kesadaran bersama dalam mengawasi sistem pembentukan wakil rakyat yang baik dan bersih. Hal ini, kata dia, tidak hanya ditujukan kepada Pramono Anung, tetapi siapa pun yang berniat menjadi caleg agar tidak memanfaatkan fasilitas negara.

Ketua Panwaslu Kabupaten Kediri Muji Harjito mengaku akan melakukan kajian lapangan dan juga pemanggilan para pihak terlapor sebagai tindak lanjut surat pelaporan bernomor 08/LP/PILEG/XI/2013 itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menjelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Kubu Ganjar-Mahfud Harap Tak Berakhir Antiklimaks

Menjelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Kubu Ganjar-Mahfud Harap Tak Berakhir Antiklimaks

Nasional
Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Nasional
MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

Nasional
Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Nasional
Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Nasional
MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com