Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Bakal Capres PKB pada Pemilu 2014?

Kompas.com - 24/11/2013, 16:30 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) belum juga menentukan calon presiden (capres) yang akan diusung pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2014. Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengatakan, partainya lebih dulu berupaya meningkatkan elektabilitas Rhoma Irama dan Mahfud MD agar elektabilitas partai ikut meningkat. Jika demikian, partai itu baru menentukan siapa yang akan diusungnya.

"Kami lagi berjuang elektabilitas Mahfud meningkat, terus elektabilitas Rhoma Irama meningkat. Nanti kalau elektabilitas tinggi, perolehan PKB naik," ujar Muhaimin di Jakarta, Minggu (24/11/2013).

Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKB Abdul Malik Haramain mengatakan, PKB cenderung lebih tertarik memilih Mahfud MD atau Jusuf Kalla sebagai calon presidennya. Malik mengatakan, figur Rhoma dianggap lebih pas sebagai penghibur, bukan sebagai calon presiden.  
"Rhoma Irama juga diterima, apalagi kalau nyanyi 'Pengorbanan', bahkan orang-orang terbawa goyang juga," kata Malik, Selasa (29/10/2013).

Untuk diketahui, Rhoma Irama mengaku telah resmi menjadi calon presiden PKB sejak 2 April 2013. Akan tetapi, pengakuan itu dianggap PKB sebagai klaim sepihak. Saat ini, PKB terus mempelajari figur-figur yang dianggap potensial untuk diusung menjadi calon presiden pada 2014.

Dari beberapa nama yang ada, pilihan PKB condong pada nama mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, dan mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla. Menurut Malik, Mahfud dan Jusuf Kalla dianggap memiliki akseptabilitas yang kuat. Penilaian itu berdasarkan masukan dari pimpinan dan kader PKB di sejumlah daerah karena keduanya berpengalaman, baik di legislatif maupun eksekutif.

Malik menambahkan, Mahfud dan Jusuf Kalla juga memiliki citra yang baik di mata masyarakat karena tidak pernah terjerat masalah hukum serius. Selain itu, Mahfud dan Jusuf Kalla telah menjalin komunikasi yang baik dan intens dengan PKB serta sama-sama memiliki kedekatan dengan elite Nahdlatul Ulama dan kalangan nahdliyin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com