Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pimpinan Golkar Rapuh

Kompas.com - 24/11/2013, 07:15 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com— Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya dinilai pimpinan tingkat provinsi sangat rapuh soliditasnya. Banyaknya polemik terbuka di antara pimpinan pusat adalah contoh nyata yang tidak baik. Dewan pimpinan pusat juga dinilai terlalu banyak berteori, sementara praktiknya di lapangan tidak nyata.

Hal ini disampaikan dalam Pandangan Umum DPD tingkat I pada hari kedua Rapat Pimpinan Nasional Partai Golkar di Jakarta, Sabtu (23/11). Pandangan umum tiap provinsi disampaikan secara tertulis kepada DPP Partai Golkar. Namun, pokok-pokok pandangan umum pengurus 33 provinsi disampaikan Ketua DPD I Yogyakarta Gandung Pardiman dan Ketua DPD I Sulawesi Utara Ridwan Bae.

Ridwan menambahkan, kegagalan Partai Golkar dalam pemilu presiden akibat ketidakkompakan tokoh dan elitenya. Ketika terlalu banyak friksi, sulit memenangkan pilpres. Ridwan yang ditemui di sela-sela acara rapimnas menambahkan, ketidaksolidan DPP terjadi karena ada perbedaan dalam mekanisme memenangkan Aburizal sebagai calon presiden dari Partai Golkar.

Jika ingin memenangi Pemilu 2014, pimpinan daerah mengharapkan distribusi logistik. Pengadaan dan distribusi atribut kampanye cukup besar jumlahnya sehingga akan memakan waktu. Mereka memberi tenggat hingga Desember 2013.

Pimpinan daerah juga minta DPP fokus dan mencurahkan energi pada pemenangan pileg dan pilpres. Mereka juga meminta Aburizal menunda realisasi pembangunan kantor sekretariat partai seperti dijanjikan dalam munas di Riau. ”Pembangunan kantor tak susah kalau ARB jadi Presiden,” tutur Ridwan.

Sabtu pagi, Aburizal mengumpulkan fungsionaris DPD I seperti dilakukannya pada malam hari sebelumnya.

Tak mengelak

Atas penilaian itu, Ketua DPP Fuad Hasan Masyhur dan Wakil Ketua Umum DPP Theo Sambuaga tak mengelak. ”Kalau ada statement berbeda-beda, mungkin benar juga. Namun, kalau DPP hanya berteori, itu tak benar. Namun, masukan kami terima dan kalau relevan, perbaikan dilakukan,” ujar Theo.

Ketidaksolidan kader dan elite partai juga disampaikan Aburizal dalam pidato politik penutupan rapimnas kemarin malam. Belum bersatu, tak adanya gerakan politik sama, dan tidak ada skenario politik tunggal menjadi sebab Partai Golkar tak pernah menang pileg dan pilpres sekaligus baik tahun 1999, 2004, dan 2009.

”Masih banyak alternatif politik sehingga mesin partai tak optimal dan langkah tak bergerak dalam satu arah. Namun, untuk 2014, saya menangkap kemauan yang sangat kuat dari seluruh Indonesia dan satu skenario politik menjadi keniscayaan yang harus diwujudkan. Tahun 2014 jadi momentum menyandingkan kemenangan dalam pileg dan pilpres,” tuturnya.

Penyelenggara pemilu

Terkait logistik pemilu, Aburizal mengklaim sudah disiapkan sejak dulu. Namun, sebelum dibagikan, perlu ada penanggung jawab di provinsi dan kabupaten/ kota untuk distribusi.

Dalam pidato politiknya, Aburizal bertekad memenangi Pemilu 2014 secara demokratis, berkualitas, dan bermartabat. Dia mengajak semua kader dan elite meningkatkan kerja politik, tidak membuat tindakan kontraproduktif, dan memenangkan hati rakyat.

Aburizal mengajak semua parpol peserta pemilu berkompetisi secara adil agar Pemilu 2014 demokratis, berkualitas, dan bermartabat. Penyelenggara pemilu, yaitu KPU, Bawaslu, dan DKPP, diharapkan bekerja profesional, mandiri, dan tak diintervensi. (JUM/INA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com